KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Wujud Kearifan Lokal Tetap Eksis, Tanam Padi Gogo Warisan Budaya di Subang

Diposting     Kamis, 13 Maret 2025 01:03 pm    Oleh    ditjenbun



Subang – Tradisi menanam padi gogo terus dilestarikan masyarakat Desa Sindangsari, Desa Cikaum Barat, dan Desa Tanjungsari Timur, Kec. Cikaum, Kab. Subang. Bagi masyarakat ketiga desa tersebut, menanam padi gogo bukan sekadar aktivitas pertanian, tetapi juga bagian dari tradisi turun-temurun yang patut dijaga.

Sudah berlangsung lama, petani melakukan penanaman padi gogo menggunakan benih lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Berbeda dengan padi sawah yang umumnya dijual ke pasar, hasil panen padi gogo di desa ini tidak diperjualbelikan. Sebaliknya, padi gogo disimpan sebagai cadangan pangan keluarga dan diberikan sebagai hadiah bagi warga yang mengadakan hajatan seperti pernikahan dan sunatan.

“Menanam padi gogo sudah menjadi kebiasaan kami sejak dulu. Padi ini lebih dari sekadar sumber makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan gotong royong di desa,” ujar Firdaus, petani di Desa Sindangsari.

Tradisi turun-temurun masyarakat dalam menanam padi gogo di wilayahnya mendapat perhatian besar dari Kementerian Pertanian. Pada Kamis (13/03), Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan melaksanakan tanam padi gogo seluas 20 hektare yang berlangsung di Desa Sindangsari, Desa Cikaum Barat, dan Desa Tanjungsari Timur dengan menggunakan benih unggul Inpago 13.

Plt Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, memberikan apresiasi atas upaya masyarakat dalam menjaga kearifan lokal sekaligus meningkatkan ketahanan pangan desa.

Dalam kegiatan tanam padi gogo kali ini, benih unggul Inpago 13 diperkenalkan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas tanpa menghilangkan nilai tradisional yang telah mengakar di masyarakat. Heru turut mengapresiasi semangat petani dan menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara inovasi pertanian dan pelestarian budaya lokal.

“Ini tradisi yang bagus, selain memperkuat nilai-nilai sosial di masyarakat, tradisi ini juga mendorong ketahanan pangan. Kami ingin mendukung petani dengan benih yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem dan produktivitas yang lebih baik, tanpa mengubah tradisi yang sudah ada,” ujar Heru.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah, diharapkan padi gogo tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Desa Sindangsari, Desa Cikaum Barat, dan Desa Tanjungsari Timur, Kabupaten Subang. Tidak hanya sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan warisan budaya yang terus dijaga.


Bagikan Artikel Ini