KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Kemeriahan Duek Pakat Kakao Aceh I dan Hari Krida Pertanian di Ujung Barat Indonesia.

Diposting     Senin, 12 Agustus 2013 10:08 pm    Oleh    ditjenbun



Provinsi Aceh merupakan provinsi di ujung barat Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Beragam komoditas pertanian tumbuh subur di tanah yang dijuluki “Serambi Mekah” ini. Komoditas yang menjadi primadona  salah satunya adalah kakao, yang mencapai luas 86.195 ha dengan produksi  mencapai 37.286 ton.

Sebagai jalan untuk menstimulasi pengembangan industri perkakaoan di Aceh, diselenggarakan Musyawarah Besar Kakao Aceh yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2013 yang diberi nama “Duek Pakat Kakao Aceh I (DPKA I)”. Acara ini digagas oleh Forum Kakao Aceh (FKA) yang mengambil tempat di Aula Asrama Haji Banda Aceh, dengan mengangkat tema Penguatan Kelembagaan serta Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Kakao Aceh”.

Acara yang digelar selama 1 hari penuh ini dibuka oleh Gubernur Aceh yang diwakili Asisten II Setda Aceh Bidang Ekonomi, Ir. T. Said Mustafa. Sedangkan yang bertindak sebagai keynote speaker adalah Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar Ditjenbun Kementerian Pertanian, Ir. Azwar AB., MSi. Acara diisi dengan presentasi dan diskusi yang menghadirkan pakar – pakar dari Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPLUH), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Sustainable Cocoa Production Program (SCPP), Dinas Perkebunan, PT. Diamon Interest Indonesia, PT. Armajaro, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Universitas Syiah Kuala, dan Bank Syariah Mandiri.

 

DPKA yang baru pertama kali digelar diharapkan dapat meningkatkan kesadaran petani untuk mengelola tanaman kakao secara terpadu, penataan sistem perdagangan yang lebih sehat dan menguntungkan baik bagi petani kakao sebagai produsen utama maupun stakeholder lainnya secara umum. Bila dirinci secara spesifik, tujuan penyelenggaraan DPKA I adalah: (1) Menciptakan suasana yang kondusif bagi usaha tani kakao; (2) Menumbuhkan pemahaman bahwa lahan tanam kakao adalah sebagai lahan usaha yang sangat produktif bagi peningkatan ekonomi keluarga; (3) Menata supply system antara petani kakao dengan para pembeli melalui hubungan bisnis yang lebih sehat dan lebih menguntungkan kedua pihak; dan (4) Menginisiasi pembelajaran bagi setiap stakeholder yang terlibat, khususnya Forum Kakao Aceh untuk berperan aktif membangun perindustrian kakao di Aceh yang sehat dan berkelanjutan.

Acara DPKA I berlangsung aktif dan meriah, sehingga menghasilkan beberapa keluaran kegiatan yaitu (1) Bangkitnya semangat untuk melakukan praktik budidaya yang baik di tingkat on farm maupun off farm sehingga terjadinya peningkatan produktifitas kakao di level petani dan volume produksi kakao Aceh; (2) Meningkatnya profitabilitas petani; (3) Petani menyadari dan memahami bisnis pengelolaan kebun sebagai lahan usaha produktif bagi peningkatan ekonomi keluarga; (4) Terciptanya kemitraan yang sehat (win-win approach) antara petani dengan pembeli (eksportir & perusahaan pengolah kakao); (5) Mulai terbangunnya jiwa enterpreneurship petani kakao, kelompok tani, dan koperasi dalam berbisnis kakao; (6) Mutu kakao Aceh dapat memenuhi standar SNI, sesuai dengan permintaan pembeli (baik pabrik pengolah maupun eksportir), dan (7) Lahirnya kebijakan dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mendukung industri perkakaoan Aceh.

Kemeriahan DPKA I dilanjutkan dengan Hari Krida Pertanian (HKP) yang dilaksanakan besok harinya pada tanggal 30 Juni 2013 yang mengambil tempat UPTD Balai Diklat Pertanian Saree Kabupaten Aceh Besar. Tema yang diusung HKP ke-41 adalah ”Melalui Hari Krida Pertanian, Kita Kembalikan Kejayaan Penyuluh Pertanian”.

Acara HKP makin meriah dengan hadirnya Wakil Menteri Pertanian, Dr. Usman Heriawan.  Selain itu pula turut hadir Sekretaris Daerah
Provinsi Aceh, para Bupati di Provinsi Aceh, Ketua Perhiptani, Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar – Ditjenbun (Kementan), Ketua Pusat Penyuluhan Pertanian – BPPSDMP (Kementan), Perwakilan  Eselon I terkait Lingkup Kementerian Pertanian, Para Kadis/Badan, BKPPLUH Provinsi Aceh, Pegawai Pertanian, Penyuluh Pertanian, Perwakilan Pengusaha Pertanian, Petani, Nelayan, Masyarakat tani, Siswa SMK, dan Saka Taruna Bumi Aceh.

HKP di Aceh diisi dengan kegiatan : (1) Panen Perdana Jagung Hibrida; (2) Bazar, (3) Promo produk pertanian; (4) Duek Pakat Petani Kakao Aceh; (5) Duek Pakat Kontak Tani Nelayan Andalan Aceh; (6) Musyawarah Duek Pakat Perhimpunan Penyuluh Petanian Indonesia Aceh; dan (7) Dialog dengan para pengambil kebijakan pertanian.

Penyelenggaraan HKP dimaksudkan untuk menggelorakan semangat menumbuhkembangkan budaya agraris dan maritim kepada segenap mayarakat Aceh, agar kegiatan pertanian menjadi salah satu kebanggaan semua masyarakat dalam upaya membangun ekonomi nasional yang maju dan sejahtera. Selain itu juga memperkenalkan dan mempromosikan berbagai peran dan prestasi, serta berbagai komoditi pertanian dalam arti luas yang dihasilkan petani.

Semaraknya acara makin nampak dengan panen perdana jagung hibrida oleh Wakil Menteri Pertanian Dr. Usman Heriawan beserta rombongan. Panen perdana dilakukan di lahan demplot jagung hibrida Varietas Pioner T-4 di Saree Kabupaten Aceh Besar. Dari hasil pengamatan pada saat panen perdana jagung hibrida hasilnya memuaskan. Sehingga diharapkan Provinsi Aceh, khususnya Kabupaten Aceh Besar, berpeluang besar menjadi sentra produksi jagung, karena memiliki sawah yang luas dan subur serta besarnya animo petani untuk menanam jagung.

Dengan terselenggaranya HKP diharapkan Pemerintah Daerah  bersama-sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh diharapkan dapat menyediakan benih jagung hibrida sehingga petani akan lebih mudah untuk mendapatkannya karena pengembangan komoditi jagung di Aceh masih memerlukan kerjasama antara pemerintah daerah dan perusahaan lokal. Selain itu pula dengan semakin menggeliatnya pertanian di Aceh diharapkan penyuluh pertanian dapat berperan akif dengan pola penyuluhan yang inovatif, efektif, tepat sasaran dan mengguntungkan sehingga dapat mengembalikan kejayaan penyuluh pertanian. Peran penyuluh pertanian kedepan sangat dibutuhkan dalam pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal dibidang pertanian.

Penyelenggaraan Duek Pakat Kakao Aceh I dan Hari Krida Pertanian ke-41 yang berlangsung meriah di provinsi ujung barat Indonesia ini dapat menjadikan kelembagaan petani yang kuat dan mandiri sehingga menghasilkan petani yang sejahtera untuk mewujudkan cerahnya industri pertanian

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar


Bagikan Artikel Ini