DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

Kementan Perkuat Hulu–Hilir Tebu, Grobogan Dukung Program Swasembada Gula Nasional

Diposting     Rabu, 03 Desember 2025 10:12 am    Oleh    ditjenbun



Grobogan — Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan memulai pelaksanaan Tanam Bersama Pengembangan Kawasan Tebu Tahun 2025 di Desa Bandungsari, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan. Kegiatan ini menjadi langkah awal penguatan produksi tebu nasional untuk mendukung pemenuhan gula konsumsi dan akselerasi swasembada (2/12/25).

Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, menyampaikan bahwa pemerintah memperkuat program Bongkar Ratoon dan Perluasan Tanaman Tebu sebagai strategi utama peningkatan produktivitas. Pada 2025, alokasi nasional mencapai 100.453 hektare, terdiri dari 5.528 ha perluasan dan 94.925 ha bongkar ratoon.

Untuk Provinsi Jawa Tengah, pengembangan kawasan ditetapkan seluas 12.076 hektare, termasuk target 572 hektare untuk Kabupaten Grobogan.

Heru menegaskan bahwa Kabupaten Grobogan telah memasuki tahap penting berupa distribusi benih, pengolahan lahan, dan penanaman. “Disiplin pelaksanaan itu kunci. Semua elemen—pemerintah daerah, penyuluh, pabrik gula, dan kelompok tani—harus bergerak serempak agar target 2025 tercapai tepat waktu,” ujarnya.

Pada kegiatan tanam bersama, petani di Grobogan menerima bantuan benih varietas Bululawang (BL) yang memiliki potensi hasil 94,3 ton per hektare dan rendemen 7,51%, disertai dukungan biaya operasional 40 HOK per hektare. Varietas ini dikenal kokoh dan adaptif, terutama untuk perbaikan produktivitas kebun rakyat.

Di kesempatan terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa hilirisasi perkebunan, termasuk tebu, menjadi prioritas karena menyangkut ketahanan pangan strategis.

“Kita tidak boleh lagi bergantung pada impor gula. Hulu dan hilir harus dibenahi bersamaan. Produktivitas harus naik, kemitraan dengan pabrik gula diperkuat, dan efisiensi industri harus ditingkatkan. Indonesia punya kapasitas untuk swasembada gula, asal semua pihak fokus dan bekerja cepat,” tegas Mentan.

Amran juga menilai bahwa pengembangan tebu di daerah sentra seperti Jawa Tengah akan memberi dampak langsung pada peningkatan pasokan bahan baku industri gula nasional. “Kita bangun dari kebun rakyat sampai pabriknya. Ini bukan hanya soal produksi, tapi memastikan sektor tebu memberi nilai tambah yang kembali ke petani dan ekonomi lokal,” tambahnya.

Kementerian Pertanian berharap program pengembangan kawasan tebu mampu memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di wilayah perdesaan.


Bagikan Artikel Ini