Industri Kelapa Sawit Nasional Menuju Era Digital: Kementerian Pertanian Dukung Transformasi
Diposting Rabu, 14 Mei 2025 06:05 pm
Jakarta — Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan industri kelapa sawit nasional sebagai salah satu komoditas strategis unggulan. Dalam upaya memperkuat transformasi industri sawit menuju keberlanjutan dan digitalisasi, Direktur Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, mewakili Plt. Dirjen Perkebunan, Heru Tri Widarto menghadiri kegiatan Palmex Indonesia ke-15 yang mengusung tema “Palm Oil 4.0: Digitalization for a Sustainable Industry”. Ajang ini menjadi wadah penting bagi Kementerian Pertanian untuk mendorong sinergi antar pemangku kepentingan, sekaligus memperkuat posisi sawit Indonesia di pasar global melalui inovasi dan teknologi.
Dalam sambutannya, Ardi Praptono menekankan bahwa kelapa sawit merupakan salah satu komoditas strategis yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Dengan luas areal kelapa sawit nasional mencapai 16,8 juta hektar—dimana sekitar 6,9 juta hektar merupakan perkebunan rakyat—komoditas ini tidak hanya menopang devisa negara, tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi jutaan petani kecil.
“Industri kelapa sawit memiliki peran sentral dalam pembangunan nasional. Namun demikian, kita menghadapi berbagai tantangan global seperti isu perubahan iklim, persaingan pasar, serta tuntutan akan keberlanjutan. Untuk itu, transformasi digital menjadi keniscayaan,” tegas Ardi (14/05/2025).
Lebih lanjut Ardi menjelaskan, Kementerian Pertanian berkomitmen mendorong peningkatan produksi dan produktivitas sawit rakyat melalui berbagai program yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), termasuk peremajaan sawit rakyat (PSR), pembangunan sarana dan prasarana, dukungan riset dan inovasi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Ardi juga menyoroti pentingnya penguatan pola kemitraan antara perusahaan dan pekebun rakyat. Sejak era 1970-an, pemerintah telah mendorong model kemitraan melalui program NES, PIR, hingga Revitalisasi Perkebunan dan Peremajaan Sawit Rakyat. Menurutnya, kemitraan yang sehat harus bersifat saling menguntungkan, menghargai, memperkuat, serta dilandasi rasa tanggung jawab bersama.
“Asosiasi petani kelapa sawit, pelaku usaha, dan pemerintah harus bersinergi dalam mencari titik temu menghadapi tantangan kemitraan, demi menciptakan iklim usaha yang sehat dan berkelanjutan ke depan,” tambahnya.
Palmex Indonesia ke-15 dinilai menjadi momentum penting dalam membangun kolaborasi, berbagi pengetahuan, serta memperkenalkan teknologi terkini di sektor sawit. Kementerian Pertanian memberikan apresiasi atas penyelenggaraan acara ini yang dinilai dapat meningkatkan daya saing industri sawit Indonesia di pasar global.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar dalam mendukung upaya transformasi industri kelapa sawit nasional menuju arah yang lebih berkelanjutan dan berbasis teknologi,” tutup Ardi.