Dorong Produktivitas Perkebunan, Enam Varietas Unggul Kelapa Sawit dan Kakao Resmi Dilepas
Diposting Sabtu, 17 Mei 2025 10:05 am
Jakarta — Upaya mendorong peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sektor perkebunan nasional, Tim Penilai Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan resmi melepas enam varietas unggul dalam Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan Semester I Tahun 2025 yang digelar selama dua hari, Rabu–Kamis (14–15 Mei 2025).
Sidang dipimpin oleh Ketua TPV Tanaman Perkebunan, Ebi Rulianti yang juga merupakan Direktur Perbenihan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian bersama jajaran anggota tim. Adapun varietas yang dilepas terdiri dari empat varietas kelapa sawit dan dua varietas kakao, hasil usulan dari pelaku usaha perkebunan yang telah melalui proses seleksi dan penilaian yang ketat.
Menurut Ebi Rulianti, empat varietas kelapa sawit yang dilepas, berasal dari dua perusahaan. “PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP) mengusulkan tiga varietas yang memiliki keunggulan moderat resisten terhadap penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh jamur Ganoderma, sementara PT Socfin Indonesia (SI) mengusulkan satu varietas yang mampu menghasilkan bunga jantan dalam jumlah besar, yang sangat dibutuhkan pada kebun produksi dengan bunga jantan terbatas,” katanya.
Sementara itu, menambahkan dua varietas kakao yang dilepas merupakan hasil kerja sama antara PT Mars Symbioscience Indonesia (MSI) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Varietas ini menawarkan sejumlah keunggulan seperti potensi hasil tinggi, kadar lemak yang tinggi, serta kemampuan adaptasi yang luas terhadap berbagai kondisi agroklimat.
Ebi Rulianti menyampaikan bahwa pelepasan varietas kali ini menjadi langkah penting dalam memperluas pilihan varietas unggul bagi masyarakat perkebunan. “Dengan adanya varietas kelapa sawit yang memiliki ketahanan terhadap Ganoderma, petani kini memiliki solusi untuk mengatasi tantangan di wilayah yang endemis penyakit tersebut. Sementara varietas dengan bunga jantan melimpah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas kebun melalui perbaikan sistem penyerbukan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa varietas kakao yang baru dilepas ini diharapkan dapat menjadi alternatif unggul bagi petani, mengingat performanya yang tinggi dan ketahanannya terhadap kondisi lingkungan yang beragam.
Lebih lanjut, Ebi Rulianti menegaskan bahwa pelepasan varietas unggul bukan hanya soal produktivitas semata, tetapi juga menyangkut keberlanjutan, efisiensi usaha tani, dan ketahanan terhadap perubahan iklim serta serangan hama dan penyakit.
“Ke depan, kami berharap akan lebih banyak varietas unggul yang dilepas untuk memperkaya pilihan masyarakat perkebunan. Varietas-varietas ini harus mampu menjawab tantangan masa kini, sekaligus memberikan peluang ekonomi yang lebih baik bagi petani dan pelaku usaha di sektor ini,” ujarnya.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto menyambut baik pelepasan empat varietas kelapa sawit dan dua varietas kakao yang telah melalui proses penilaian secara ilmiah dan transparan tersebut. Varietas ini menjawab kebutuhan nyata di lapangan, mulai dari varietas sawit yang resisten terhadap Ganoderma hingga kakao dengan produktivitas tinggi dan kadar lemak optimal.
“Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang Direktorat Jenderal Perkebunan dalam memperkuat sistem perbenihan nasional dan memastikan bahwa petani memiliki akses terhadap benih yang berkualitas dan adaptif terhadap tantangan zaman,” ungkap Heru.
Terpisah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyebutkan pelepasan enam varietas unggul kelapa sawit dan kakao ini merupakan tonggak penting dalam upaya kita meningkatkan daya saing sektor perkebunan nasional. Varietas-varietas ini tidak hanya memiliki potensi hasil yang tinggi, tetapi juga menawarkan ketahanan terhadap penyakit dan adaptasi yang lebih baik terhadap perubahan iklim.
“Saya mengapresiasi kolaborasi antara pelaku usaha, lembaga riset, dan pemerintah yang telah menghasilkan inovasi varietas ini dan menjadi bukti nyata mendukung pengembangan komoditas perkebunan strategis Indonesia. Diharapkan ke depan, petani dan pelaku industri perkebunan dapat memanfaatkan varietas ini untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan secara berkelanjutan,” tutur Mentan.