KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Menggapai Asa Perkebunan Indonesia .

Diposting     Rabu, 11 Maret 2015 07:03 pm    Oleh    ditjenbun



Bogor (3/3), Belajar dari pengalaman guna meningkatkan produksi dan produktivitas lebih besar lagi, itulah tekad Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) di tahun 2015 ini.

Gamal Nasir, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan dalam Pertemuan Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan 2015 optimis bahwa produksi dan produktivitas tahun 2015 ini akan lebih meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun untuk mencapai hal tersebut tidaklah semudah membalikan tangan.

Artinya perlu ada evaluasi di tahun 2014 agar di tahun 2015 ini tidak terulang kembali. Alhasil dengan melakukan tersebut bukan tidak mungkin peningkatan produksi dan produktivitas bisa dilakukan dengan cepat. “Harus kita akui masih banyak kendala yang kita hadapi di tahun 2014 (kemarin) yang tentunya tidak boleh kita ulangi di tahun 2015 (ini),” jelas Gamal dalam acara pertemuan tersebut.

Masalah tersebut, menurut Gamal, pertama, masih banyaknya Revisi POK/DIPA 2014 yang diajukan bahkan sampai bulan November 2014. Kedua, lambatnya penetapan CP/CL oleh Bupati, bahkan perubahan CP/CL tidak pernah dilaporkan ke Ditjen Perkebunan Kementan. Ketiga, kurangnya dukungan pendanaan APBD Provinsi dan Kabupaten. Keempat, terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa. Kelima, implementasi teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum tersosialisasi dengan baik.

Keenam, kurang optimalnya sinergi dan koordinasi, baik vertikal ataupun horizontal. Ketujuh, ketepatan waktu penyediaan benih dan pengadaan sarana dan prasaranan yang kurang sinkron antara Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dan terakhir kedelapan yaitu, pelaksanaan pembangunan kebun sumber benih tidak menggunakan benih bina.

“Kendala-kendala tersebut tentunya harus menjadi tekad kita memperbaikinya di tahun 2015 ini,” harap Gamal.

Disisi lain, menurut Gamal bahwa dengan anggaran sebesar Rp 173,9 miliyar untuk Direktorat Tanaman Tahunan angka tersebut terlalu kecil jika dibandingkan anggaran keseluruhan Ditjen Perkebunan yang mencapai Rp.1,32 triliun. Melihat hal tersebut maka anggaran yang ada akan difokuskan kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menciptakan multiplier effect yang optimal sehingga dapat menangkap peluang. Menjawab tantangan.

“Tidak hanya itu, kegiatan yang bersifat multiplier effect  mampu mengatasi permasalahan gerakan di masyarakat  sehingga dapat memfasilitasi pencapaian sasaran Pembangunan Perkebunan Tahun 2014,” jelas Gamal.

Sejatinya, Gamal menegaskan, meskipun anggaran kegiatan peningkatan produksi dan produktivitas minim, namun  perannya sangat penting dan strategis sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut dapat mendukung pencapaian Pembangunan Perkebunan Tahun 2015. “Kemudian dengan tercapainya pembangunan perkebunan maka otomatis akan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran akhir pembangunan tahun 2015,” pungkas Gamal. (humas-djbun).


Bagikan Artikel Ini