2030, Mentan : Gula Cukup, Energi Mandiri
Diposting Rabu, 16 Juli 2025 08:07 am
Kediri – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman menegaskan langkah serius pemerintah dalam mewujudkan Swasembada Gula Nasional dan penguatan ketahanan energi berbasis bioethanol. Penegasan ini disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian RI dalam acara Sarasehan Petani Tebu dan Koordinasi Industri Gula BUMN yang dilaksanakan di Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (15/06/2025).
Kegiatan ini digelar untuk memperkuat koordinasi antara petani tebu dan industri gula BUMN serta menyampaikan strategi nasional menuju swasembada gula dan energi.
Dalam sambutannya, Menteri Pertanian mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung, khususnya kepada Holding PTPN III (Persero) dan PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN). Menurut Mentan, kedua entitas BUMN tersebut dinilai memiliki peran krusial dalam membangun sinergi antara petani tebu dan pelaku industri gula nasional.
Mentan menyebutkan sebagaimana Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2023, pemerintah menargetkan tercapainya Swasembada Gula Konsumsi pada tahun 2028. Selanjutnya, pada tahun 2030, ditargetkan terwujud Swasembada Gula Nasional yang meliputi kebutuhan konsumsi, industri, serta pengembangan bioetanol sebagai bagian dari bahan bakar nabati (biofuel).
“Kami mencanangkan produksi gula nasional mencapai 5 juta ton pada tahun 2027. Ini adalah misi besar yang tidak bisa dicapai sendirian. Kami butuh sinergi penuh antara petani, industri, dan pemerintah pusat maupun daerah,” tegas Mentan.
Amran menegaskan sinergi antara pemerintah, petani, dan industri harus terus diperkuat agar cita-cita swasembada gula dan ketahanan energi berbasis bioetanol dapat terwujud demi kemandirian dan ketahanan pangan nasional.
“Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan langkah nyata melalui intensifikasi, ekstensifikasi, pembangunan infrastruktur, hingga penyesuaian kebijakan yang berpihak kepada petani tebu,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat menjelaskan strategi utama untuk mendorong produksi gula meliputi intensifikasi melalui bongkar ratoon pada lahan tebu rakyat, penyediaan benih unggul, perbaikan sistem irigasi, dan pemupukan tepat sasaran. Abdul Roni juga menyampaikan di sisi ekstensifikasi, pemerintah menargetkan perluasan lahan tebu inti dan plasma.
“Langkah ini dibarengi dengan pembangunan dan reaktivasi pabrik gula baru di Jawa dan luar Jawa. Selain itu, kami tengah mengupayakan deregulasi sektor industri gula serta memberikan relaksasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk petani tebu, termasuk mengembalikan subsidi pupuk ZA,” jelasnya.
Abdul Roni juga menambahkan, khusus di Kabupaten Kediri, PT SGN mengoperasikan tiga pabrik gula, yakni PG Meritjan, PG Pesantren Baru, dan PG Ngadirejo. Ketiganya memiliki kapasitas giling dan kinerja yang signifikan dan PG Ngadirejo menjadi yang terbesar dari sisi produksinya.
Sebagai informasi, acara ini dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan strategis, antara lain perwakilan dari Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), para petani tebu, serta jajaran pejabat terkait di sektor pertanian dan perkebunan. Kabupaten Kediri dipilih sebagai lokasi karena merupakan salah satu sentra utama produksi tebu nasional dengan potensi besar dalam mendukung agenda swasembada gula.