KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

”Berkat Dukungan Pimpinan” Ditjen Perkebunan Meraih Juara II Lomba Web Lingkup Kementerian Perta.

Diposting     Jumat, 19 Agustus 2011 11:08 pm    Oleh    ditjenbun



Sudah berturut-turut dalam dua tahun yaitu 2009 dan 2010 Ditjen Perkebunan mendapatkan peringkat pada lomba situs web yang diselenggarakan Kementerian Pertanian. Selain itu pada Tahun 2009 juga memperoleh penghargaan sebagai website terbaik tingkat Eselon I/Direktorat  Jenderal atas penilaian Warta Ekonomi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 3615 /Kpts/OT.140/8/2011 tentang Penetapan Pemenang Lomba Situs Web Kementerian Pertanian Tahun 2011 Ditjen Perkebunan meraih juara II atau mengalami peningkatan dari juara III pada Tahun 2010 menjadi juara II Tahun 2011. Hal tersebut dapat dicapai karena adanya kerjasama sinergis diantara Tim website Ditjen Perkebunan yang saling mendukung, saling koreksi dan berbagi pengalaman secara periodik. Disamping dukungan dari pimpinan Ditjen Perkebunan.

Sesuai Keputusan Ditjen perkebunan Nomor 67/Kpts/TU.310/3/2011 Penanggung jawab Website Ditjen Perkebunan adalah Dirjen Perkebunan, Ir Gamal Nasir, MS, sebagai Redaktur seluruh Eselon II, dan masing-masing Redaktur secara otonomi dibantu oleh Editor (Eselon III) dan seorang Admin untuk mengelola website sehari-hari. Selain Tim website yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Web ini, secara tugas pokok dan fungsi untuk mengelola sehari-hari dilaksanakan oleh Sekretaris Ditjen Perkebunan, Ir. Mukti Sardjono, M.Sc dibantu oleh Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan yang dipegang oleh Ir. Bambang Sad Juga, M.Sc. Pada Bagian Evaluasi dan Pelaporan ini terdapat 3 (tiga) orang Pranata Komputer dan 3 (tiga) orang Statistisi, yang bertugas mengupdate dan menampilkan informasi tentang perkebunan.

Sejak tahun anggaran 2011, Ditjen Perkebunan mulai merubah tampilan Web. Hal ini dilakukan bukan hanya sekedar akan dinilai karena akan diselenggarakan lomba situs web tingkat Kementerian Pertanian pada bulan Juli, tetapi karena tuntutan kebutuhan para user data dan informasi seputar perkebunan, baik data maupun program yang dilaksanakan Ditjen Perkebunan. Banyak sekali masyarakat luas, baik individu maupun institusi, dalam dan luar Kementerian Pertanian sangat membutuhkan informasi tentang perkebunan. Informasi yang banyak dibutuhkan adalah tentang data mikro (luas areal, produksi, produktivitas), data makro (harga, PDB/PDBR, ekspor, impor, NTP, penyerapan tenaga kerja) dan program pembangunan perkebunan serta agenda kegiatan dan program Direktorat Jenderal Perkebunan.

Tampilan 2011 dirancang untuk memudahkan user dalam mengakses web, seperti izin, revitalisasi gula, luas dan produksi, rekomtek dan ekspor-impor yang didukung dengan translation dengan berbagai bahasa

Ada 15 komoditas unggulan Direktorat Jenderal Perkebunan dan 22 komoditas spesifik daerah yang sudah disusun dalam bentuk Buku Statistik Perkebunan. Data dan informasi inilah yang sangat dibutuhkan masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Secara series, data ini telah ditampilkan dalam website Ditjen Perkebunan dan ke depan secara bertahap informasi tersebut akan dilengkapi dan disempurnakan sesuai kebutuhan masyarakat.

Secara periodik Dirjen Perkebunan selalu mengingatkan para Redaktur untuk selalu mengupdate dan dapat memberikan pelayanan kepada publik tentang informasi perkebunan, terutama dalam hal merespon pertanyaan, himbauan dan saran yang ada dalam menu Forum Konsultasi. ” Orang bertanya karena ingin tahu, kita wajib menjawab dan memberikan informasi sebaik-baiknya, karena itu merupakan bentuk pelayanan kita kepada masyarakat ”, pesan Dirjen Perkebunan.(ddh)


Bagikan Artikel Ini  

Meningkatkan Kemampuan SDM Perkebunan di Bidang Sistem Informasi Perkebunan Industri Primer Kelapa S.

Diposting     Kamis, 18 Agustus 2011 11:08 pm    Oleh    ditjenbun



Teknologi informasi memiliki manfaat sebagai salah satu alat bantu dalam pengelolaan data dan media dalam menyajikan informasi yang merepresentasikan sesuatu. Saat ini penggunaannya sudah sangat meluas baik di unit pemerintahan maupun non pemerintahan. Dengan semakin meningkatnya peran dari teknologi informasi, maka segala keperluan yang menyangkut kebutuhan akan informasi akan lebih mudah untuk diperoleh.

Perkebunan merupakan salah satu subsektor di sektor pertanian yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Terdapat 3 komoditas yang menjadi prioritas dalam pengembangan komoditas perkebunan yaitu kelapa sawit, karet dan kakao. Tiga komoditas ini sangat penting karena dapat memberikan devisa negara, dapat menyerap tenaga kerja dan komoditas ini tersebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia, demikian disampaikan Sekretariat Ditjen Perkebunan, Ir. Mukti Sardjono, M.Sc pada acara pembukaan pelatihan Aplikasi Sistem Informasi Perkebunan Industri Primer Kelapa Sawit, Karet dan Kakao (SCIBUN) yang diselenggarakan bekerjasama dengan Sucofindo di Ruang Rapat Lantai III di Gedung C Ditjen Perkebunan pada tanggal 2 s/d 3 Agustus 2011.

Sekditjen Perkebunan mengemukakan, bahwa sasaran dan tujuan program ini adalah : 1) Tersedianya data dan informasi luas areal, produksi, potensi dan kepemilikan lahan perkebunan komoditas kelapa sawit, karet dan kakao,  2) Tersedianya profil industri primer komoditas kelapa sawit, karet dan kakao, dan 3) Tersedianya database perkebunan dan industri primer komoditas kelapa sawit, karet dan kakao. Data yang dihasilkan dalam bentuk digital, sehingga dapat menyesuaikan dengan pendataan lahan dan produksi yang dilakukan oleh Kementerian lain ataupun BUMN.

Pelatihan aplikasi sistem informasi perkebunan industri primer kelapa sawit, karet dan kakao dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan SDM perkebunan yang dianggap kompeten untuk mengoperasionalkan aplikasi dan pemanfaatansoftware/database hasil identifikasi dan verifikasi kinerja, potensi dan kemampuan industri primer perkebunan tahun 2010.Database dan sistem informasi kelapa sawit, karet dan kakao serta industri primernya berbasis web mapping/open sourcedikemas dalam bentuk sistem, sehingga mudah digunakan/diperbaharui sesuai kebutuhan. Walaupun open source tetapi data dan informasi harus dikelola dengan baik, mana yang merupakan kebijakan umum yang dapat diakses sesuai kebutuhan masyarakat luas, tambah Sekditjen Perkebunan.

Kedepan hasil yang diharapkan dari pelatihan sistem informasi perkebunan ini  adalah : 1) Tersosialisasinya sistem informasi perkebunan, 2) Dapat mengoperasionalkan sistem informasi perkebunan, 3) Dapat mengakses data dalam aplikasisoftware/database dimaksud, 4) Dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, dan 5) menguasai software yang digunakan dalam pembuatan sistem database dan sistem informasi hasil kegiatan, dan kemudian memperbaharui dan mengembangkannya. Sekditjenbun menambahkan bahwa kendala yang dihadapi untuk mengembangkan sistem biasanya muncul pada masalah dana, peralatan/infrastruktur dan SDM nya.

Untuk selanjutnya bagaimana database ini bisa dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui website Ditjen Perkebunan, diperlukan database spasial dan sistem informasi geografis berbasis web. Yang harus dikedepankan adalah bagaimana kita dapat mengelola database yang kita miliki, dan diupayakan harus selalu diperbaharui, agar dapat diakses oleh para pengguna. Untuk saat ini komunikasi dapat dilakukan melalui internet, tempat sudah bukan menjadi batasan, sehingga dimanapun, kapanpun bisa berkomunikasi untuk memberikan dan mendapatkan informasi.

Materi yang diperoleh pada pelatihan aplikasi sistem informasi perkebunan industri primer kelapa sawit, karet dan kakao adalah :

  • Sistem Informasi Geografis dan Map Server;
  • Pengelolaan Data Spasial;
  • Sistem Manajemen Database;
  • Database Spasial;
  • Panduan Penggunaan Aplikasi SCIBUN;
  • Konfigurasi Map File;
  • PHP/Map Script;
  • Aplikasi PHP/Map Script dengan Komponen Navigasi Peta;
  • Membangun Aplikasi menggunakan Ajax dan JQuery.

Bagikan Artikel Ini