KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Cegah Krisis Pangan, Kementan Kick Off Padi Gogo di Lahan Kebun Kabupaten Way Kanan

Diposting     Senin, 18 Maret 2024 12:03 pm    Oleh    ditjenbun



Lampung (18/3) – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) melakukan Kick Off Penanaman Perdana Padi Gogo di Lahan Perkebunan bersama Tim Dinas Perkebunan Provinsi Lampung dan Dinas Perkebunan Kabupaten Way Kanan. Kegiatan penanan tersebut dilakukan di Kampung Negeri Baru, Kec. Umpu Semengku, Kab. Way Kanan, Provinsi Lampung.

Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun), Andi Nur Alam Syah mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024.

Dalam kegiatan ini, Dirtjenbun menyiapkan lahan perkebunan dan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo dalam upaya penambahan luas tanam padi serta mengantisipasi krisis pangan nasional dilahan perkebunan.

“Padi gogo adalah padi yang lazim ditanam di lahan tadah hujan serta bisa dimanfaatkan sebagai tanaman sela. Jenis ini dapat dipanen paling cepat 4 bulan, dengan potensi maksimal 3 ton/hektare serta enak dikonsumsi karena pulen. Pemanfaatan lahan perkebunan untuk penanaman gogo diharapkan dapat meningkatkan luas penanaman padi selain mengandalkan lahan sawah,” jelas Andi Nur.

Perwakilan Direktorat Jenderal Perkebunan, Ebi Rulianti, menjelaskan bahwa potensi target luas areal tanam padi gogo di Provinsi Lampung seluas 4.311 hektare. Di Kabupaten Way Kanan sendiri terdapat potensi seluas 662 hektare.

“Penanaman perdana seluas 5 hektare benih padi gogo di lahan perkebunan menggunakan varietas Inpari 49 dan Inpari 50, menjadi strategi untuk mengantisipasi krisis pangan nasional memanfaatkan lahan perkebunan sebagai tanaman sela. Adapun untuk Provinsi Lampung ditargetkan 4.311 hektare,” kata Ebi Rulianti.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Way Kanan, Rofiki, menyatakan keseriusan Pemerintah Daerah Way Kanan untuk mendukung program akselerasi produksi padi.

“Kick off penanaman perdana padi gogo dilahan perkebunan seluas 5 hektare yang berada di Kelompok Tani Susunan Baru, Kampung Negeri Baru, Kec. Umpu Semenguk Kab. Way Kanan ini didambakan oleh petani karena ini bentuk keseriusan Pemerintah dalam menangani krisis pangan yang terjadi saat ini,” kata Rofiki.

Lebih lanjut Rofiki mengatakan, “Perlu diketahui, kami diberikan target kesiapan CPCL seluas 612 ha, dan kami selaku pemerintah Kabupaten akan berupaya mendukung program dan akan merealisasikan target tersebut.”

Selain itu Rofiki juga mengucapkan terima kasih kepada Kementan yang sudah memberikan kepercayaan memberikan bantuan program Perluasan Areal Tanam (PAT) penanaman padi gogo di lahan perkebunan.

“Semoga apa yang kita laksanakan hari ini penuh barokah di Bulan Suci Ramadhan dan bermanfaat bagi masyarakat dan kita semuanya,” harapnya.


Bagikan Artikel Ini  


Kementan Dorong Pekebun Pala Maluku Tengah Tingkatkan Produktivitas

Diposting        Oleh    ditjenbun



Desa Wakasihu – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) khususnya Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon lakukan sosialisasi, tukar pendapat dan praktik pengendalian hama terpadu (PHT) langsung di depan petani.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, sebagaimana Permentan No. 40 Tahun 2023 yang bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing produk tanaman perkebunan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku industri dalam negeri maupun ekspor.

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, dalam pembangunan pertanian berkelanjutan harus dipastikan bermanfaat bagi masyarakat dan dapat dinikmati jangka panjang.

Saat memberikan arahan pada kegiatan sosialisasi bagi Pekebun Pala Maluku Tengah, Kepala BBPPTP Ambon, Anwar M. Nur mengatakan, “Kami lakukan sosialisasi dengan penekanan GAP (Good Agricultural Practice), karena perlu diketahui GAP merupakan standar yang menekankan pada metode budidaya yang baik, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, ini mencakup pengelolaan tanah, air, pengendalian hama, dan pengelolaan tanaman secara alami,” jelasnya.

Anwar M. Nur menuturkan bahwa pihaknya telah lakukan tiga langkah untuk terus meningkatkan layanan, diantaranya pengisian data diri absensi, pengisian data kepuasan masyarakat pada layanan yang diberikan, dan memberikan post test pendalaman materi terhadap pekebun, sehingga diharapkan pekebun dapat mengimplementasikan langsung praktik GAP di lapangan.

“Alhamdulillah, pelayanan BBPPTP Ambon di lapangan ini mendapatkan nilai indeks pelayanan yang memuaskan, baik dalam pemberian materi maupun praktik di lapangan, selain itu untuk mendorong pekebun pala terus menerapkan GAP, BBPPTP Ambon juga memberikan bantuan langsung berupa knapsack dan peralatan teknis lainnya guna mempermudah implementasi GAP di lapangan,” pungkas Anwar M. Nur.


Bagikan Artikel Ini  


Tanam Padi Gogo, Solusi Pemanfaatan Lahan Sawit

Diposting     Ahad/Minggu, 17 Maret 2024 07:03 pm    Oleh    ditjenbun



Siak – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan masih terus berlanjut gencarkan penanaman padi gogo pada lahan peremajaan sawit. Kali ini bersama Kelompok Tani Jaya Sakti di Desa Sialang Sakti, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggungjawab menyiapkan lahan perkebunan dan CPCL penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo dalam upaya penambahan luas tanam padi. Ini aksi kongkret terhadap arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024.

Hadir pada pencanangan tanam padi di lahan peremajaan sawit, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono mengatakan, Potensi luas areal tanam padi gogo di Provinsi Riau seluas 32.614 ha, khusus di Kabupaten Siak seluas 3.569 ha. “Penanaman ini diharapkan dapat mendukung optimalisasi lahan perkebunan demi mendukung program penambahan luas tanaman pangan, khususnya padi gogo,” ujarnya.

Pekebun yang telah melaksanakan replanting terbiasa melakukan tumpangsari sawit dengan semangka, atau jagung. Dalam waktu dekat anggota yang sudah siap tanam lahannya akan mengikuti penanaman padi gogo sekitar 8 ha, sedangkan anggota kelompok yang ikut kegiatan peremajaan sawit rakyat seluas 67,7 ha diharapkan juga dapat ikut berpartisipasi tanam padi gogo ini, demi wujudkan kedaulatan pangan bersama.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok, Teguh mengatakan, dengan melakukan tumpangsari pada tanaman sawit muda, petani dapat memperoleh keuntungan atau menambah penghasilan yang cukup sambil menjaga dan merawat kebun.

“Petani berharap dengan menanam padi gogo, selain dapat mencukupi kebutuhan pangan juga mendapatkan untung berlipat, karena biasanya hanya menanam semangka atau jagung selama ini, sekarang ada padi gogo,” katanya.

Lebih lanjut Teguh mengatakan, beberapa hal yang dibutuhkan petani dalam penanaman padi gogo dilahan sawit adalah benih padi gogo dan saprodi lainnya seperti pupuk dan pestisida sehingga dapat meningkatkan produksi.

Menanggapi hal tersebut, Ardi menghimbau, “Kelompok tani segera mengajukan CPCL untuk mendapatkan bantuan benih dan saprodi dari pemerintah, sehingga petani dapat segera melakukan penanaman. Mari bersama-sama kita optimalkan lahan sawit yang belum menghasilkan dengan tanam tanaman sela seperti padi gogo,” ujarnya.


Bagikan Artikel Ini  


Sigap Tangani Darurat Pangan, Kementan Kebut Optimasi Lahan

Diposting     Sabtu, 16 Maret 2024 03:03 pm    Oleh    ditjenbun



KALTENG (16/03) – Kementerian Pertanian (Kementan) sigap lakukan akselerasi penanganan darurat pangan dengan beberapa program dan kegiatan, salah satunya melakukan program Optimasi Lahan (OPLA).

Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan bersama Wakil Gubernur Kalteng dan Kelompok Tani Sidomulyo II secara simbolis melakukan kick off pelaksanaan konstruksi optimasi lahan rawa. Kick off ini merupakan yang pertama di wilayah Kalimantan dan sekaligus di Indonesia pada lahan seluas 106 ha di Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau.

Saat melakukan Kick Off Kegiatan Konstruksi Upsus Optimasi Lahan Rawa di Desa Buntoi, Kec. Kahayan Hilir Kab. Pulang Pisau, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggungjawab Optimasi Lahan untuk Provinsi Kalimantan Tengah, salah satu Provinsi dari 11 Provinsi yang memiliki potensi Optimasi lahan sebesar 81.070 ha, dan memiliki Survei Investigasi dan Desain (SID) seluas 3.509 ha.

“Direktorat Jenderal Perkebunan diberi tugas oleh Mentan untuk menyelesaikan setidaknya 81.088 ha lahan yang harus kita optimasi. Kita akan dorong program SID dengan penambahan SDM, 10 eskavator, dan membuka akses jalan ke Pulpis dan Kapuas. Untuk Target OPLA 2024 Pulang Pisau seluas 21,453 Ha. Survei investigasi (SI) seluas 7000 ha selesai, lanjut kita desain,” jelas Andi Nur, Sabtu (16/03/2024).

Andi Nur menambahkan, kegiatan ini dilakukan guna memperkuat ketahanan pangan nasional dengan menambah dan meningkatkan luas lahan, indeks panen, dan produktivitas padi, serta demi meningkatkan infrastruktur lahan pertanian rawa melalui pembangunan/rehabilitasi infrastruktur tata lahan dan tata air untuk peningkatan Indeks Pertanaman (IP) atau peningkatan produktivitas, sesuai arahan Menteri Pertanian.

“Dengan adanya program Optimasi Lahan Rawa ini diharapkan agar pengaturan air dan normalisasi saluran dapat dilaksanakan sesuai dengan hasil SID sehingga dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) juga produksi dan produktivitas padi,” tambah Andi Nur.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo juga mengatakan, Kabupaten Pulang Pisau ini jadi proyek yang harus segera dilakukan. “Kita sudah rencanakan 106 hektar dalam 4 hari ini selesai. Nanti malam saya dengan Pak Dirjen beserta pihak dinas terkait akan diskusikan lebih lanjut. Arahan Pak Gubernur juga untuk kita fokuskan di lahan 81.088 ha se Kalteng itu untuk kedepannya meningkatkan produktivitas padi. Dan disini, di Kecamatan Kahayan Hilir merupakan salah satu daerah pendukung Swasembada/Lumbung Pangan Pangan, terkhusus daerah Kapuas dan Pulang Pisau,” jelas Edy.


Bagikan Artikel Ini  


Kementan Upayakan Produksi Padi Bakal Melimpah, Giatkan Lahan Perkebunan Lewat Kesatria

Diposting     Jumat, 15 Maret 2024 01:03 pm    Oleh    ditjenbun



Pandeglang – Seusai melakukan penanaman di Kabupaten Lebak, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan lanjut lakukan program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria) bersama Kelompok Tani Tanjungan 7 di Desa Tanjungan Kec Cikeusik Kab. Pandeglang, Provinsi Banten, Jumat (15/03/2024).

Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Perkebunan terhadap arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, khususnya terkait penyiapan lahan perkebunan dan CPCL penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo dalam upaya penambahan luas tanam padi.

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, “Program Kesatria ini harus kita lakukan, demi mendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024, yang nantinya diharapkan bisa memberi tambahan produksi 1 juta ton Gabah Kering Panen (GKP), sesuai amanat Menteri Pertanian agar ketersediaan bahan pangan tetap terjaga,” ujar Andi Nur beberapa waktu lalu.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto mengatakan, program Kesatria merupakan strategi tepat jitu untuk menambah pendapatan pekebun. Kita maksimalkan lahan sawit yang belum menghasilkan, bisa kita tanam tanaman sela seperti padi gogo.

“Optimalisasi lahan perkebunan perlu dilakukan guna mendukung program penambahan luas tanaman pangan khususnya padi gogo, tentu pemerintah akan terus memonitor dan mengawal kegiatan ini, agar dapat tercapai sesuai target dan memastikan produksi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kedepannya,” ujar Heru.

Heru berharap, “Semoga dengan pemanfaatan lahan perkebunan dengan tanaman pangan ini dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dan wujudkan kedaulatan pangan kedepannya, serta tentunya berdampak signifikan menambah pendapatan pekebun.”

Heru menambahkan, Kesatria tak hanya dilakukan di kebun kelapa sawit saja namun bisa dengan kelapa. Tak hanya PSR dan Kesatria, Kementan juga memiliki program pompanisasi. Potensi padi gogo di Provinsi Banten seluas 36.000-40.000 ha di sela kelapa sawit, dan kelapa. Potensi Pandeglang seluas 18.000 ha, diminta Kadis dan pihak terkait bisa mempercepat akselerasi dan kejar pemenuhan target 17.450 ha. Program ini sangat penting, namun juga tetap prioritaskan perawatannya, sambil menunggu menghasilkan pekebun bisa menjalankan program Kesatria tersebut, agar bisa menambah pendapatan pekebun. Pastikan varietas atau benih yang digunakan kualitas unggulan dan bisa hasilkan produktivitas tinggi. Untuk itu harus di sosialisasikan kepada pekebun agar pelaksanaan berjalan sesuai aturan. CPCL untuk integrasi/tumpangsari tanaman perkebunan dengan padi gogo provinsi Banten yang sudah diusulkan seluas 4.290 ha, dimana untuk Kab Lebak seluas 3.740 ha dan Kab Pandeglang seluas 550 ha. Semua harus diutamakan dan bisa memberikan manfaat.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab Pandeglang, Nasir MD mengatakan, sesuai arahan Menteri Pertanian agar dilakukan tumpang sari, salah satunya kebun kelapa sawit dengan berbagai komoditas khususnya padi dan jagung. Mengoptimasi lahan agar lebih produktif termasuk lahan replanting sawit, perluasan areal tanam untuk meningkatkan produksi. Pekebun yang ingin lahannya optimal bisa ikut program ini. Semoga pekebun bisa termotivasi ikut program ini. Banten urutan kedelapan nasional sebagai kontributor pangan nasional, harus kita pertahankan, tingkatkan dan perkuat. Lahan-lahan yang sudah tidak produktif diberikan sosialisasi ada program PSR dan tumpang sari ini. Jadi selama merawat tanaman, juga bisa menghasilkan. Semua pekebun yang memiliki kebun sawit maupun kelapa bisa mendaftar ke program integrasi sawit dengan padi gogo demi meningkatkan ketahanan pangan Pandeglang maupun nasional,” ujarnya.

Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan Pertanian mewakili Kadis Provinsi Banten mengatakan, mengapresiasi program Kementerian Pertanian khususnya PSR, karena telah mengembangkan potensi di kab Pandeglang. Petani harus tetap semangat kedepannya.

Kepala BSIP Banten mengatakan, program Kesatria ini patut kita syukuri, selain dapat program PSR, pekebun juga dapat program Kesatria yaitu tanam padi gogo di lahan sawit. Dengan hasil produktivitas tinggi jadi bisa meningkatkan pendapatan pekebun, jadi sambil menunggu panen sawitnya, pekebun bisa menanam padi inpari atau di lahan naungan, menggunakan padi unggulan dan produktivitas tinggi serta tahan naungan dengan varietas rindang 1 dan rindang 2.


Bagikan Artikel Ini  


Lewat Kesatria, Kementan Yakin Bisa Optimalkan Lahan Perkebunan Demi Tambah Produksi Padi

Diposting     Kamis, 14 Maret 2024 11:03 am    Oleh    ditjenbun



Lebak – Kementerian Pertanian (Kementan) gencarkan program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria), ini salah satu upaya demi mendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024.

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggungjawab menyiapkan lahan perkebunan dan CPCL penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo dalam upaya penambahan luas tanam padi. “Program Kesatria ini diharapkan bisa memberi tambahan produksi 1 juta ton Gabah Kering Panen (GKP),” ujar Andi Nur.

Demi wujudkan hal tersebut sekaligus sejalan dengan arahan Mentan dan Dirjen Perkebunan, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto lakukan tanam padi di kebun sawit, kali ini bersama kelompok Tani Tunas Jaya Raharja, Desa Kerta Raharja, Kec. Banjarsari, Kab. Lebak – Provinsi Banten. Pada saat bersamaan Dr. Ir. H. Agus M. Tauchid, MSi, Kadis Pertanian Provinsi Banten, menyampaikan bahwa potensi padi Gogo di Banten seluas 30.000 ha dan 12.000 ha berada di Kabupaten Lebak.
Dari potensi tersebut 400 ha merupakan lahan PSR. Hingga saat ini Dinas telah mengusulkan 140 ha lahan PSR sebagai usulan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) dan 3.600 ha lahan perkebunan lainnya.

Kegiatan tanam padi gogo ini dilakukan di lahan seluas 3,5 Ha (Kawasan PSR hasil rekomtek tahun 2023 tanam sawit Desember 2023). Selanjutnya akan terus dilakukan percepatan tanam hingga mencapai 12.000 ha secara bertahap berdasarkan usulan CPCL yang di usulkan.

“Program Kesatria ini diharapkan dapat mendukung optimalisasi lahan perkebunan untuk mendukung program penambahan luas tanaman pangan, khususnya padi gogo,” ujar Heru saat memberikan arahan di lokasi tanam Kab. Lebak Banten, Kamis (14/03).

Diketahui dari hasil identifikasi Direktorat Jenderal Perkebunan, tersedia potensi lahan PSR yang dapat dioptimalkan untuk ditumpangsisipkan dengan padi gogo. Untuk Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggungjawab untuk pelaksanaan kegiatan di daerah Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Banten, dan Kalimantan Timur.

Pada momen ini Heru menjelaskan, agar menghasilkan tanaman yang optimal tentu perlu memerhatikan beberapa kriteria lokasi untuk Calon Lahan, minimal memenuhi salah satu persyaratan seperti perluasan Areal Tanam (PAT), menambah indeks pertanaman dari tahun sebelumnya, budidaya tanaman sehat/PHT pengembangan Dem Area, lokasi terdampak bencana alam, seperti serangan OPT, banjir, dan kekeringan, serta antisipasi dampak perubahan iklim ekstrim, sekaligus lokasi rawa, tumpangsari/tumpang sisip padi – tanaman perkebunan hingga lahan eksisting untuk peningkatan produktivitas, serta dapat meningkatkan pendapatan petani. “Ini potensi besar, mari kita tanam keyakinan dan komitmen, bersama-sama kita bisa wujudkan kedaulatan pangan kedepannya,” harap Heru.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan juga mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk membangkitkan semangat nasional meningkatkan produksi padi. Kuncinya dimana ada lahan yang bisa ditanam padi atau jagung silahkan ditanam. Kita optimalkan lahan sawit yang belum menghasilkan dengan tanam tanaman sela seperti padi gogo.


Bagikan Artikel Ini  


Pacu Produksi Beras, Kementan Gelar Gerakan Tanam Padi Gogo Integrasi Kelapa di Sukabumi

Diposting     Sabtu, 09 Maret 2024 08:03 pm    Oleh    ditjenbun



Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan penanaman padi gogo integrasi dengan tanaman kelapa seluas 1 hektar di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Kegiatan ini merupakan implementasi program terobosan dalam mendukung akselerasi peningkatan produksi padi nasional, dimana Kementan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menargetkan penanaman 500 ribu hektar padi gogo tahun 2024 di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluruh Indonesia.

“Kami harapkan agar semua pihak agar dapat bekerjasama, berkolaborasi untuk percepatan tanam padi gogo tumpang sari dengan tanaman kelapa dalam. Target penanaman padi gogo di Sukabumi 4.165 hektar dan realisasi musim tanam Oktober – Februari 2024 sebesar 17.090 hektar,” demikian dikatakan Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Ditjen Perkebunan Kementan, M. Rizal Ismail pada kegiatan penanaman padi gogo tersebut, Sabtu (9/3/2024).

Perlu diketahui, penanaman padi gogo ini dilakukan bersama kelompok tani Simpur Mekar dan didukung Koramil Surade, Polsek Surade. Kegiatan ini juga dihadiri oleh anggota kelompok tani, penyuluh pertanian dan jajaran staf Dinas Pertanian Sukabumi.

Rizal menuturkan sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mengakselerasi peningkatan produksi beras nasional, Kementan sangat fokus meningkatkan produksi padi gogo integrasi dengan tanaman perkebunan yakni sawit dan kelapa sehingga menyiapkan bantuan gratis untuk petani yakni benih, alat mesin pertanian (alsintan), pupuk dan lainya bahkan pendampingan untuk penanganan masalah dannpenerapan teknologi. Karena itu, pada penanaman padi gogo ini dilakukan penyerahan bantuan benih padi Gogo sebesar 150 kg varietas Inpari 42.

“Kami harapkan kepada Kelompok Tani, Danramil, Kapolsek, Babinsa, Kades, dan PPL agar segera menyiapkan usulan CPCL (calon petani calon lahan) kebutuhan benih, pupuk dan Alsintan sebagai upaya untuk meningkatkan produksi padi gogo di Kabupaten Sukabumi,” tuturnya.

Ketua Kelompok Tani Simpur Mekar, Abeng Mulyani menyampaikan terima kasih atas hadirnya program padi gogo Kementan. Selama ini yang menjadi kendala petani adalah kebutuhan benih, pupuk dan Alsintan.

“Tapi dengan hadirnya program Kementerian Pertanian, masalah bibit dan lainya terselesaikan sehingga petani bisa mempercepat tanam,” tegasnya.

Sebelumnya, Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan program integrasi padi gogo dengan sawit dan kelapa merupakan aksi kongkret terhadap arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam menjaga ketahanan pangan akibat dampak perubahan iklim yang jika tidak dilakukan melalui upaya khusus akan berakibat krisis. Program Tanam Padi Gogo di lahan perkebunan yang disingkat Kesatria Kelapa Sawit dan Kelapa Tumpang Sari Tanaman Pangan, merupakan kegiatan kolaborasi Direktorat Jenderal Perkebunan bersama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan stake holder perkebunan baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar negara dan swasta.
“Program ini sebagai upaya mengoptimalkan lahan perkebunan sawit dan kelapa serta menambah penghasilan bagi pekebun selama masa peremajaan sawit dan kelapa. Lahan yang dapat ditumpangsarikan dengan padi gogo seluas 540 ribu hektar yang dapat ditumpangsarikan dengan padi lahan kering (Padi Gogo). Program Kesatria ini diharapkan memberi tambahan produksi 1 juta ton Gabah Kering Panen,” bebernya.

Selain kegiatan penanaman, pada kegiatan ini dilakukan juga kunjungan ke lahan perkebunan kelapa yang sudah di tanami padi gogo mulai bulan Januari 2024 seluas 2.000 ha.


Bagikan Artikel Ini  


Sicantik, Solusi Tepat Jitu Pantau Basis Data Spasial Perkebunan Berkelanjutan

Diposting        Oleh    ditjenbun



SEMARANG – Pentingnya penginderaan jauh dalam pengelolaan perkebunan, guna mengidentifikasi perubahan kondisi lahan dan tanaman dari waktu ke waktu. Ini perlu dilakukan demi pemantauan yang berkelanjutan. Demi memenuhi kebutuhan basis data spasial sebagai bagian dari percepatan digitalisasi perkebunan berkelanjutan di Indonesia, maka Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, wujudkan penyempurnaan sistem informasi dan basis data spasial perkebunan berkelanjutan, lewat aplikasi Sistem Informasi Perencanaan Terintegrasi Perkebunan (SICanTik).

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk melakukan transformasi pertanian industri modern 4.0. Sebelumnya, Mentan mengatakan, transformasi penggunaan teknologi modern dan digitalisasi pertanian menguntungkan petani karena dinilai sangat efektif dan efisien di era saat ini.

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, pentingnya pendataan dan pemetaan perkebunan yang terintegrasi dan selalu terupdate. Pemutakhiran data akan memberikan kondisi perkembangan perkebunan seperti pembukaan lahan baru maupun alih fungsi lahan perkebunan. “Diharapkan dengan adanya inovasi ini kedepannya pendataan dan pemetaan perkebunan dapat semakin terintegrasi dan selalu terupdate,” harap Andi Nur.

Saat memberikan sambutan di acara FGD, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto menjelaskan, “Kita sudah melakukan survei komoditas perkebunan sebanyak 28 kali dan lebih dari 3 kali pelatihan selama tahun 2019-2023. Monev dan sinkronisasi komoditas perkebunan tahun 2020 yang sudah di survey lapangan beserta geodatabase nya kita lakukan groundcheck di 2024 ini. Kita lanjutkan FGD ini untuk segera mempercepat penyempurnaan aplikasi SiCantik ini,” jelasnya.

“Harapannya aplikasi SiCantik pada web GIS Ditjenbun ini dapat diakses informasinya dan dimanfaatkan seluruh pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal Ditjen Perkebunan,” kata Heru.


Bagikan Artikel Ini  


Atasi El Nino dan Perkuat Pangan Melalui Integrasi Tanaman Kelapa dengan Padi Gogo

Diposting     Kamis, 07 Maret 2024 05:03 pm    Oleh    ditjenbun



BOYOLALI – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta seluruh jajarannya agar menjaga ketahanan pangan dan sigap atasi dampak perubahan iklim, salah satunya dengan mengoptimalkan lahan perkebunan dengan tanaman pangan seperti padi maupun jagung. Sejalan dengan arahan Mentan, Direktorat Jenderal Perkebunan lewat Program KESATRIA, lakukan tanam Padi Gogo di lahan perkebunan kelapa di Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

“Program ini kita laksanakan sebagai upaya mengoptimalkan lahan perkebunan kelapa dan menambah penghasilan bagi pekebun.  Perkebunan punya potensi lahan perkebunan yang luas, ini harus kita optimalkan dan maksimalkan,” ujar Andi Nur Alam Syah Direktur Jenderal Perkebunan, saat melakukan tanam padi gogo di lahan perkebunan kelapa secara langsung, Kamis (07/03/2024).

Andi Nur menegaskan, kita harus sigap dan responsif terhadap kondisi iklim yang tidak menentu. Tentu ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, butuh kolaborasi semua pihak demi perkuat ketahanan pangan, dan ini hanya dapat tercapai apabila kita saling berkolaborasi dan bekerjasama.

Pada moment tersebut, Andi Nur mengapresiasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah dan Kelompok Tani Giriroto VI, Desa Giriroto, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali yang telah melaksanakan kegiatan KESATRIA. “Atas nama Kementerian Pertanian saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung gerakan tanam padi ini. Gerakan tanam ini tak hanya sekadar tanam benih padi semata, tetapi juga tanam keyakinan dan komitmen, bersama kita mampu ciptakan perubahan positif demi wujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia,” harap Andi Nur.

Andi Nur berharap sekali untuk dapat mendukung program ketahanan pangan disaat krisis global. Kita dorong lahan perkebunan Kelapa atau Kelapa Sawit untuk ditanam tanaman sela yaitu padi gogo. Saya juga mengajak untuk mensukseskan tumpang sari dengan menanam padi gogo sebagai langkah strategis mengantisipasi dampak El Eino.

Kementan mencatat ada potensi lahan 12 ribu ha yang dapat ditanami padi gogo tersebar di kawasan perkebunan kelapa di wilayah Jawa Tengah. Salah satu kontribusi sektor perkebunan adalah padat karya yang terbukti mampu menurunkan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan. 


Bagikan Artikel Ini  


Kementan Gandeng Aspekpir, Gencarkan Integrasi Padi dengan Sawit

Diposting     Rabu, 06 Maret 2024 08:03 pm    Oleh    ditjenbun



Jambi – Tak dapat dipungkiri kelapa sawit terbukti menjadi pilar ekonomi dan andalan devisa terbesar bagi negara, sekaligus menjadi tumpuan bagi banyak pekebun di Indonesia.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman meminta jajaran Direktorat Jenderal Perkebunan berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk mendorong produksi tanaman pangan khususnya padi gogo dan jagung di sela lahan perkebunan melalui Program Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria). Penanaman padi gogo di lahan perkebunan kelapa sawit dan kelapa, merupakan salah satu strategi Pemerintah demi meningkatkan produksi padi sebagai upaya mencukupi ketersediaan beras bagi masyarakat dengan memanfaatkan potensi lahan perkebunan yang tersedia.

Melalui pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), Kementan tingkatkan produksi dan produktivitas kelapa sawit rakyat, baik lewat peremajaan, sarana dan prasarana, penelitian maupun pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit.

“Kami sampaikan apresiasi kepada Ketua Umum Asosiasi Petani Perusahaan Inti Rakyat (ASPEKPIR) beserta seluruh jajaran atas dukungannya secara aktif terhadap kebijakan pemerintah melalui kegiatan peremajaan, sarana dan prasarana serta pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit,” kata Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan, saat berikan arahan pada Sosialiasi/Bimbingan Teknis Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Petani Plasma PIR Wilayah Jambi dan Perwakilan Sumatera Barat, Rabu (6/3).

Menurut Andi Nur, tahun 2024 ini program PSR ditargetkan seluas 120.000 ha. Akselerasi PSR tentu bukan hal yang mudah, masih diiringi berbagai tantangan, salah satunya mendorong minat pekebun untuk memanfaatkan program, aspek legalitas lahan, dan aspek kelembagaan pekebun serta dukungan stakeholder yang perlu dioptimalkan lagi. “Perlunya seluruh insan perkelapasawitan serta pemerintah duduk bersama mencari titik temu dan solusi tepat jitu guna menjawab tantangan pola kemitraan perkebunan kelapa sawit sehingga tercipta iklim usaha yang sehat di masa yang akan datang,” pungkasnya.

Andi Nur menekankan, saat melakukan kemitraan, baik perusahaan perkebunan maupun pekebun yang tergabung dalam kelembagaan pekebun, harus saling menghargai komitmen, saling bertanggungjawab, saling memperkuat dan saling ketergantungan, agar nanti kedepannya sama-sama saling menguntungkan.

“Semoga dengan adanya program kesatria ini dapat memperkuat akselerasi kedaulatan pangan dan hasil produksi komoditas pertanian baik padi, jagung maupun komoditas perkebunan dapat terus meningkat signifikan, sekaligus memberikan manfaat dan berdampak positif terhadap
peningkatan pendapatan pekebun serta membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar kebun,” harap Andi Nur.


Bagikan Artikel Ini