KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Wamentan Sudaryono Dukung Gerakan Petani Milenial Perkuat Ekspor Pangan

Diposting     Kamis, 20 Maret 2025 05:03 pm    Oleh    ditjenbun



Kulon Progo – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mendukung penuh gerakan petani milenial dalam meningkatkan ekspor komoditas pangan. Menurutnya, sektor pertanian memiliki potensi besar yang dapat memperkuat perekonomian nasional, terutama dalam mendukung ketahanan pangan dan ekspor.

Hal ini disampaikan Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar saat melepas ekspor Gula Semut ke Kanada sebanyak 20 ton dengan nilai Rp 800 Juta dan ke Malaysia sebanyak 2 ton dengan nilai Rp 300 Juta di Desa Girimulyo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Kamis (20/3/2025).

“Saya sangat mendukung gerakan para petani muda untuk melakukan ekspor apa saja dan dimana saja, terutama yang berkaitan dengan pangan seperti yang dilakukan saat ini kita mengekspor gula semut asal Kulon Progo,” ujar Wamentan Sudaryono.

Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa sektor pertanian kini mendapat perhatian besar dari Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, pertanian adalah sektor strategis yang berperan dalam memperkuat ketahanan nasional dan ketahanan pangan.

Wamentan Sudaryono mengungkapkan, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor produk pertaniannya. Kementerian Pertanian juga terus mendorong petani muda agar bisa menembus pasar ekspor. Langkah ini diambil untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar internasional, dan memperluas pangsa pasar produk lokal ke berbagai negara.

“Pak Prabowo saat ini lebih menitikberatkan pada sektor yang urusannya langsung menyentuh kerakyatan sehingga kami dibawahnya akan mendukung yang baik untuk rakyat banyak,” ungkapnya.

Sebagai langkah kongkrit, tambahnya, Presiden Prabowo telah melaksanakan kebijakan penting, seperti menambah volume pupuk subsidi hingga 100 persen, menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp6.500, menyediakan benih gratis, serta mendistribusikan alat mesin pertanian (Alsintan).

“Ingat, Pak Presiden sudah membereskan urusan pupuk, urusan HPP gabah sudah beres, kemudian yang lain UMR dinaikan, pemeriksaan kesehatan gratis pada saat ulang tahun, harga listrik dikurangi, harga tiket dikurangi dan tunjangan guru dinaikan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, menambahkan bahwa semua perjanjian kerjasama di bidang pertanian akan digali kembali untuk memperluas pasar ekspor, terutama ke negara-negara luar negeri.

“Ini merupakan momentum istimewa dan saya bersyukur diundang pada pelepasan ekspor ini. Kita akan selalu mendukung dan akan mengamankan pasar dalam negeri dan memperkuat pasar luar negeri. Jadi ekspor ini menjadi sangat relevan. Kita akan gali perjanjian perdagangannya baik ke Amerika Kanada dan lain sebagainya,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian besar pemerintah pusat terhadap pengembangan ekspor komoditas pertanian di wilayahnya.

Agung mengatakan, potensi petani milenial di Kulon Progo sangat besar dan tersebar di hampir semua kecamatan.

“Karena itu kami mohon untuk diperhatikan karena di Kulon Progo ini banyak petani muda yang perlu dibantu. Alhamdulilah saya bahagia karena ada potensi ekspor gula semut di Kulon Progo, ujar Agung.

Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti, mengungkapkan bahwa pelepasan ekspor gula semut ini merupakan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya petani milenial di Bali juga melakukan ekspor kakao.

“Ini ekspor yang kedua kalinya, di mana yang pertama dilakukan di Bali kita ekspor kakao untuk cokelat dan hari ini yang kedua kita ekspor gula semut dari Kulonprogo. Karena itu kami sampaikan terimakasih karena total ekspor yang dilakukan ini 1,1 milyar atau setara 22 ton gula semut,” jelasnya.

Dengan adanya dukungan dan kebijakan tersebut, diharapkan ekspor pangan dari petani milenial semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan serapan tenaga kerja perdesaan, serta yang tak kalah penting meningkatkan devisa negara.


Bagikan Artikel Ini  

Apresiasi Kerja Kabinet Merah Putih, Presiden Prabowo: Pangan Paling Utama

Diposting     Selasa, 18 Maret 2025 01:03 pm    Oleh    ditjenbun



Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi kinerja para menteri Kabinet Merah Putih. Presiden secara khusus menggarisbawahi kinerja timnya dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Dalam pembukaan Sidang Kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/3), Presiden Prabowo menyebutkan begitu banyak kebijakan yang dihasilkan dalam waktu singkat. Keberhasilan tersebut tidak bisa dilepaskan dari kerja keras para menteri, wakil menteri, dan kepala badan yang tergabung dalam Kabinet Merah Putih. Secara khusus, Presiden Prabowo mengapresiasi kerja kabinetnya di sektor pertanian.

“Bulan-bulan ini, terutama selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri, kondisi pangan kita aman dan cukup terkendali. Ini jangan dianggap ringan. Kita adalah negara terbesar keempat di dunia dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Bertahun-tahun kita selalu khawatir dengan kondisi pangan kita, apakah harus impor. Alhamdulillah, tahun ini produksinya sangat baik,” ujar Presiden.

Presiden Prabowo menegaskan sektor pertanian sangat penting bagi keamanan negara. “Pangan adalah yang paling utama. Harga saham boleh naik turun, tapi jika pangan aman, negara juga aman,” tegasnya.

Presiden Prabowo juga menyampaikan bahwa dirinya terus memantau harga pangan di pasar. Meskipun harga cabai rawit sempat mengalami kenaikan, ia memastikan bahwa harga tersebut kini mulai turun. Atas pencapaian ini, Presiden Prabowo mengapresiasi seluruh pihak yang bekerja keras di sektor pertanian.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memang menyebutkan Presiden Prabowo memantau harga pangan secara intensif, bahkan kerap menghubunginya beberapa kali dalam sehari untuk memastikan stabilitas harga bahan pokok, khususnya beras dan minyak goreng.

“Arahan Bapak Presiden, harga diminta stabil, bila perlu turun. Itu permintaan beliau, dan beliau pantau secara langsung. Pernah dalam satu hari, beliau menelepon saya tiga kali untuk menanyakan harga. Tadi malam pun beliau menelepon, memantau perkembangan harga, bahkan Wakil Menteri Pertanian (Sudaryono) juga ditelepon,” kata Mentan Amran saat meninjau operasi pasar pangan murah di PT Pos Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa (18/3).

Menurut Mentan Amran, stok pangan nasional, termasuk beras dan minyak goreng, dalam kondisi melimpah, sehingga tidak ada alasan bagi harga untuk mengalami kenaikan signifikan.

Guna memastikan stabilitas harga menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah daerah dan sejumlah BUMN pangan terus menggelar operasi pasar pangan murah secara berkelanjutan. Mentan Amran menegaskan bahwa langkah ini dilakukan secara merata, terutama di daerah yang mengalami lonjakan harga.

“Kami pastikan operasi pasar terus berjalan agar harga tetap stabil dan masyarakat tidak terbebani,” ujar Mentan Amran.

Dengan langkah-langkah strategis ini, pemerintah optimistis ketahanan pangan nasional tetap terjaga dan masyarakat dapat merayakan Idul Fitri dengan tenang tanpa kekhawatiran terhadap lonjakan harga bahan pokok. (*)


Bagikan Artikel Ini  

Banten Jadi Lokasi Strategis, Kementan Laksanakan Program Tanam Padi Gogo untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Diposting        Oleh    ditjenbun



Banten – Kementerian Pertanian, melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, kembali melaksanakan program tanam di dua lokasi dalam satu hari. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung optimalisasi lahan pertanian di Indonesia, khususnya dalam rangka memperkuat ketahanan pangan.

Lokasi pertama adalah Kelompok Tani Bina Warga di Desa Ciherang, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Program penanaman ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian untuk mendukung pelaksanaan program Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo di tahun anggaran 2025.

Plt. Dirjen Perkebunan, Heru Tri Widarto, menyatakan bahwa penanaman padi gogo di lahan kering dan Tusip tanaman perkebunan merupakan langkah penting dalam mendukung keberlanjutan produksi pangan. “Program ini diharapkan dapat mendukung optimalisasi lahan perkebunan serta membantu pencapaian target penambahan luas tanaman pangan dan swasembada pangan di Indonesia,” ujarnya (18/03/2025).

Sebagai informasi, berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 109 Tahun 2025, target penanaman padi gogo di Provinsi Banten adalah seluas 14.756 hektar, dengan target Kabupaten Serang mencapai 136 hektar. Hingga bulan Maret 2025, usulan CPCL (Calon Petani dan Calon Lokasi) Padi Gogo di Provinsi Banten telah mencapai 15.353 hektar.

Usulan CPCL untuk penanaman padi gogo di Kabupaten Serang pada bulan Maret 2025 seluas 18 hektar. Distribusi benih padi gogo telah selesai dilaksanakan pada 17 Maret 2025, dengan total 360 kg benih yang disalurkan untuk lahan seluas 18 Ha.

Setelah melakukan penanaman di lokasi pertama, Heru Tri Widarto melanjutkan kegiatan penanaman di lokasi kedua, yaitu di Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Banten.

Dalam kegiatan tersebut, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pembinaan Petani Muda, Suroyo, yang turut hadir, mengungkapkan bahwa program penanaman ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, serta memberikan manfaat langsung kepada petani melalui pemberian bantuan benih. “Dengan adanya program ini, diharapkan petani semakin termotivasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga keberlanjutan lahan pertanian,” tambah Suroyo.

Program penanaman ini juga menunjukkan komitmen Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian di Indonesia, yang berperan penting dalam mendukung kedaulatan pangan negara.


Bagikan Artikel Ini  

Meningkatkan Kesejahteraan Pekebun Kelapa Sawit, Kementan dan APKASINDO Gelar Pelatihan Penetapan Harga TBS

Diposting     Sabtu, 15 Maret 2025 12:03 pm    Oleh    ditjenbun



Makassar – Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pekebun kelapa sawit di Indonesia, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebjnan bersama dengan DPP APKASINDO Indonesia menggelar kegiatan peningkatan pemahaman dan praktik penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Kegiatan ini dilaksanakan pada 12-14 Maret 2025 di Hotel Horison Ultima Makassar, dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk perwakilan pemerintah, perusahaan pabrik kelapa sawit, serta pekebun dan asosiasi petani kelapa sawit.

Elvyrisma, perwakilan dari Direktorat Jenderal Perkebunan, menyampaikan, “Penting untuk segera mengimplementasikan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 13 Tahun 2024 tentang Pembelian Tandan Buah Segar (TBS) yang diproduksi oleh pekebun mitra. Hal ini untuk memberikan perlindungan kepada pekebun mitra, baik plasma maupun swadaya, agar memperoleh harga yang saling menguntungkan dan menghindari persaingan usaha yang tidak sehat.”

Elvyrisma juga menjelaskan bahwa “Pabrik kelapa sawit (PKS), baik yang terintegrasi maupun tanpa kebun, menjadi objek dalam Permentan 13 Tahun 2024. Oleh karena itu, peran pemerintah daerah, khususnya di tingkat kabupaten, dalam memfasilitasi kemitraan antara petani dan PKS sangat penting agar petani mendapatkan perlindungan harga dan jaminan pasar.”

Pada kesempatan yang sama Defris, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Provinsi Riau, turut menyampaikan, “Penyusunan Peraturan Gubernur sebagai turunan dari Permentan tersebut sangat diperlukan. Kelembagaan pekebun swadaya di Sulawesi Selatan perlu diperkuat, karena banyak petani swadaya yang belum terakomodir dalam penetapan harga TBS. Oleh karena itu, pembentukan tim penetapan harga TBS dan Satgas TBS di provinsi ini menjadi langkah awal yang sangat penting untuk segera melaksanakan penetapan harga sesuai amanah Permentan.”

Kawali Tarigan, perwakilan dari DPP APKASINDO, berbagi pengalaman dalam pelaksanaan penetapan harga TBS. Ia mengatakan, “Perhitungan harga TBS yang adil harus melibatkan kedua belah pihak, yaitu pekebun dan perusahaan. Hal ini agar tercapai kesepahaman mengenai harga TBS yang wajar dan menguntungkan kedua belah pihak.”

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari para peserta yang merasa mendapat banyak manfaat. Para peserta mengungkapkan bahwa mereka kini lebih memahami tata cara penetapan harga TBS yang sesuai dengan regulasi yang berlaku. “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk kami sebagai pekebun, karena kami jadi lebih memahami cara kerja dan perhitungan harga TBS yang wajar,” ujar salah satu peserta.

Dengan langkah-langkah yang diambil pasca-kegiatan ini, diharapkan kesenjangan harga TBS dapat dikurangi dan kesejahteraan pekebun kelapa sawit di wilayah Sulawesi dapat meningkat.


Bagikan Artikel Ini  

Bantuan Benih Padi Gogo, Solusi Tingkatkan Pendapatan Petani Majalengka

Diposting     Jumat, 14 Maret 2025 01:03 pm    Oleh    ditjenbun



Majalengka – Upaya mendukung program swasembada pangan nasional sesuai asta cita Presiden Prabowo dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan bersama Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI) serahkan bantuan benih padi gogo sekaligus tanam serentak di kawasan Perhutani, Dusun Kertamulya, Desa Mekarjaya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Jumat (14/3).

Program ini merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) PPBTPI dalam mendukung pengembangan padi lahan kering. Sebanyak 56 hektare lahan di Majalengka akan menerima bantuan benih padi gogo guna meningkatkan produksi pangan di daerah tersebut.

Ketua PPBTPI, Badaruddin Puang Sabang menegaskan bahwa program ini adalah langkah nyata dalam mendorong pertanian berkelanjutan di lahan kering.

“Kami berharap bantuan ini dapat membantu petani meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan mereka. Padi gogo merupakan solusi bagi pertanian di lahan dengan ketersediaan air terbatas, sehingga bisa menjadi alternatif dalam mendukung ketahanan pangan nasional, dan ini tanggung jawab kita bersama, kerjasama antara pemerintah, asosiasi dan petani sangat penting untuk mencapai swasembada pangan nasional” ujar Badaruddin.

Sementara itu, Plt. Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto mengucapkan terima kasih atas kontribusi PPBTPI dan sinergi yang telah dilakukan antara pemerintah, asosiasi, dan petani sangat penting untuk memastikan keberhasilan program. “Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi atas inisiatif PPBTPI dalam mendukung pertanian lahan kering. Betul yang dikatakan Pak Badaruddin bahwa semua lini harus bersatu agar ketahanan pangan dapat diwujudkan. Diharapkan program ini dapat terus dikembangkan di berbagai daerah lainnya,” ungkap Heru.

Lebih lanjut, Heru mengatakan dengan adanya kolaborasi berbagai pihak, program pengembangan padi gogo di lahan kering diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.

Para petani yang hadir menyambut baik program ini dan berkomitmen untuk mengoptimalkan pemanfaatan benih yang telah diberikan. “Kami sangat berterima kasih atas bantuan ini. Dengan adanya benih berkualitas, kami optimis bisa meningkatkan hasil panen dan mendukung swasembada pangan,” ujar Tarjono, Ketua Kelompok Tani LMDH Limbar Jati Asih.


Bagikan Artikel Ini  

Wujud Kearifan Lokal Tetap Eksis, Tanam Padi Gogo Warisan Budaya di Subang

Diposting     Kamis, 13 Maret 2025 01:03 pm    Oleh    ditjenbun



Subang – Tradisi menanam padi gogo terus dilestarikan masyarakat Desa Sindangsari, Desa Cikaum Barat, dan Desa Tanjungsari Timur, Kec. Cikaum, Kab. Subang. Bagi masyarakat ketiga desa tersebut, menanam padi gogo bukan sekadar aktivitas pertanian, tetapi juga bagian dari tradisi turun-temurun yang patut dijaga.

Sudah berlangsung lama, petani melakukan penanaman padi gogo menggunakan benih lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Berbeda dengan padi sawah yang umumnya dijual ke pasar, hasil panen padi gogo di desa ini tidak diperjualbelikan. Sebaliknya, padi gogo disimpan sebagai cadangan pangan keluarga dan diberikan sebagai hadiah bagi warga yang mengadakan hajatan seperti pernikahan dan sunatan.

“Menanam padi gogo sudah menjadi kebiasaan kami sejak dulu. Padi ini lebih dari sekadar sumber makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan gotong royong di desa,” ujar Firdaus, petani di Desa Sindangsari.

Tradisi turun-temurun masyarakat dalam menanam padi gogo di wilayahnya mendapat perhatian besar dari Kementerian Pertanian. Pada Kamis (13/03), Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan melaksanakan tanam padi gogo seluas 20 hektare yang berlangsung di Desa Sindangsari, Desa Cikaum Barat, dan Desa Tanjungsari Timur dengan menggunakan benih unggul Inpago 13.

Plt Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, memberikan apresiasi atas upaya masyarakat dalam menjaga kearifan lokal sekaligus meningkatkan ketahanan pangan desa.

Dalam kegiatan tanam padi gogo kali ini, benih unggul Inpago 13 diperkenalkan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas tanpa menghilangkan nilai tradisional yang telah mengakar di masyarakat. Heru turut mengapresiasi semangat petani dan menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara inovasi pertanian dan pelestarian budaya lokal.

“Ini tradisi yang bagus, selain memperkuat nilai-nilai sosial di masyarakat, tradisi ini juga mendorong ketahanan pangan. Kami ingin mendukung petani dengan benih yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem dan produktivitas yang lebih baik, tanpa mengubah tradisi yang sudah ada,” ujar Heru.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah, diharapkan padi gogo tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Desa Sindangsari, Desa Cikaum Barat, dan Desa Tanjungsari Timur, Kabupaten Subang. Tidak hanya sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan warisan budaya yang terus dijaga.


Bagikan Artikel Ini  

Tanam Padi Gogo di Lahan Perhutani, Strategi Tingkatkan Produksi Pangan di Bandung Barat

Diposting        Oleh    ditjenbun



Bandung Barat – Menjawab tantangan pangan, Pemerintah terus mendorong inovasi pertanian, salah satunya melalui penanaman padi gogo di lahan Perkebunan maupun di lahan Perhutani.

“Penanaman padi gogo memiliki nilai strategis, terutama dalam memperkuat ketahanan pangan daerah dan nasional. Semoga kegiatan ini membawa berkah di bulan Ramadan serta menjadi langkah awal pengembangan padi gogo yang lebih luas. Dengan memanfaatkan lahan yang tersedia, kita bisa meningkatkan produksi beras tanpa harus bergantung pada sawah irigasi,” ujar Heru Tri Widarto, Plt. Dirjen Perkebunan, seusai lakukan tanam padi gogo di lahan Perhutani Desa Sarimukti, Kec. Cipatat, Kab.Bandung Barat, Kamis (13/03/2025), dengan luas tanam awal mencapai 25 ha, dari total potensi lahan di Kec. Cipatat yang bisa ditanami seluas 175 ha.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bandung Barat, Lukman berharap, semoga hasil panen dari padi gogo ini mampu meningkatkan produksi pangan daerah.

“Kami berharap dengan adanya pertanaman padi gogo di lahan Perhutani ini, produksi pangan di Bandung Barat semakin meningkat. Ini adalah salah satu solusi untuk memperkuat ketahanan pangan di wilayah kami,” harap Lukman.

Upaya penanaman di lahan perkebunan maupun perhutani ini dilakukan guna mendukung tercapainya target Presiden Prabowo Subianto, dalam swasembada pangan, dan sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman. Ia memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan padi gogo sebagai alternatif ketahanan pangan. Menurutnya, padi gogo memiliki potensi besar untuk dikembangkan di lahan kering.

Penanaman padi gogo ini bukan membuka atau menebang hutan, melainkan justru merevitalisasi, dan mereboisasi hutan yang terdegradasi karena faktor alam seperti kebakaran hutan maupun bencana alam lainnya.

“Optimalisasi lahan menjadi kunci dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Padi gogo adalah salah satu solusi untuk meningkatkan produksi beras di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan sawah irigasi. Dengan teknik budidaya yang tepat, produktivitas padi gogo dapat ditingkatkan sehingga berkontribusi nyata terhadap swasembada pangan,” ungkap Mentan.

Ia juga menegaskan, pemerintah akan terus berupaya mendorong pengembangan varietas unggul padi gogo dan tentunya mendukung petani melalui pendampingan, akses benih, dan teknologi pertanian.

“Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan program ini berjalan optimal dan memberikan hasil yang maksimal,” tambahnya.

Penanaman padi gogo di lahan Perhutani ini menjadi contoh pemanfaatan lahan yang lebih produktif tanpa mengganggu fungsi ekologisnya. Dengan pendekatan agroforestri, pertanian dapat berjalan berdampingan dengan kelestarian lingkungan.

“Ke depan, diharapkan program ini dapat diperluas ke daerah lain yang memiliki potensi untuk ditanami padi gogo, sehingga dapat memberikan manfaat bagi petani serta memperkuat ketahanan pangan nasional,” harapnya.

Lebih lanjut Ia mengatakan, langkah ini juga menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan tanpa harus membuka lahan baru yang dapat merusak ekosistem, sehingga lingkungan tetap terjaga, dan keberlanjutan pangan di masa mendatang aman terkendali.


Bagikan Artikel Ini  

Tanam Padi Gogo di Cianjur, Wujud Harmonisnya Sinergi Pemerintah dan Swasta

Diposting     Rabu, 12 Maret 2025 01:03 pm    Oleh    ditjenbun



Cianjur – Kolaborasi antara Pemerintah dan sektor swasta terus memperkuat upaya pencapaian mewujudkan kemandirian pangan. Sebagai hasil kerja sama antara Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dan dukungan program Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Perkebunan, pada Rabu (12/03), Plt. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Heru Tri Widarto, bersama pihak terkait lainnya, melakukan penanaman padi gogo di Desa Sukatani, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur.

Kegiatan penanaman ini menandai dukungan penuh berbagai pihak dalam mewujudkan swasembada pangan secepatnya.

Seusai lakukan tanam, Heru menyampaikan apresiasinya terhadap keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan pertanian berkelanjutan. Menurutnya, kerja sama antara Pemerintah dan perusahaan perkebunan, salah satunya sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani serta tercapainya ketahanan pangan nasional.

“Kami sangat mengapresiasi peran sektor swasta dalam mendukung petani melalui berbagai inisiatif seperti ini. Kerja sama antara pemerintah dan perusahaan menjadi kunci dalam memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan produktivitas pertanian, terutama di lahan kering yang membutuhkan inovasi dan pendampingan khusus,” ujar Heru.

Sementara itu, perwakilan dari perusahaan perkebunan, Cahyo Wibowo, menjelaskan, perseroan melakukan penanaman padi gogo secara serentak di Kabupaten Cianjur sebagai bagian dari strategi peningkatan produksi beras di lahan tadah hujan atau sebagai tanaman tumpang sari.

“Kami melakukan penanaman padi gogo seluas 100 ha pada tujuh desa berbeda di Kabupaten Cianjur. Kami berharap bantuan benih dan pendampingan yang diberikan melalui Pelayanan Sentra Agribisnis Terpadu (PESAT) dapat menambah produksi beras di Cianjur serta meningkatkan kesejahteraan para petani di desa-desa tersebut,” jelas Cahyo.

Sebagai informasi, PESAT berperan dalam memberikan pendampingan kepada petani melalui pelatihan, penyuluhan, serta pemanfaatan teknologi pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Para petani menyambut baik program ini dan berharap dapat meningkatkan hasil panen serta kesejahteraan mereka. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, diharapkan padi gogo dapat menjadi alternatif yang efektif dalam memenuhi kebutuhan pangan mendatang dan meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Cianjur.

Turut hadir saat penanaman, perwakilan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, perwakilan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur, DPRD Provinsi Jawa Barat, pendiri Pelayanan Sentra Agribisnis Terpadu (PESAT), dan Danramil Bojong Picung.


Bagikan Artikel Ini  

Hasil Nyata : Petani Raup Keuntungan hingga 4,2 Ton/Ha, Berkat Padi Gogo di Lahan PSR

Diposting     Selasa, 25 Februari 2025 01:02 pm    Oleh    ditjenbun



Pandeglang – Suasana penuh semangat mewarnai Desa Curuglanglang, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, saat panen perdana padi gogo di lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) digelar, Selasa (25/02/2025).

Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pandeglang, Pemerintah Desa, TNI, Polri, serta para petani setempat, bersukacita menuai keberhasilan panen berkat komitmen dan kerjasama yang baik dalam mensukseskan program Kementerian Pertanian demi capai swasembada pangan, salah satunya penanaman padi gogo di lahan kering maupun perkebunan. Apalagi dalam waktu akan menyambut bulan Ramadhan, diyakini ketersediaan pangan aman terkendali.

Seusai lakukan panen, Heru menyampaikan rasa syukur dan bangga kepada para petani dan semua pihak yang terlibat, atas keberhasilan ini. “Hari ini adalah bukti nyata bahwa program PSR tumpangsari padi gogo dapat memberikan manfaat besar bagi petani. Dengan program ini, petani tidak hanya bergantung pada kelapa sawit, tetapi juga mendapatkan keuntungan tambahan dari padi gogo,” ujarnya.

Heru juga mengajak seluruh pihak untuk terus berkolaborasi agar Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, sebagaimana arahan Presiden dan Menteri Pertanian. “Kita harus terus bergerak maju, memanfaatkan setiap potensi lahan yang ada agar ketahanan pangan semakin kuat,” tuturnya.

Heru menambahkan, panen perdana ini menandai langkah besar bagi petani di Pandeglang dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan. Dengan terus memanfaatkan program PSR dan tumpangsari padi gogo, petani diharapkan semakin mandiri dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Harapan 1, Agus Salim, turut mengungkapkan rasa syukur atas dukungan dari Kementerian Pertanian. “Program PSR tumpangsari padi gogo ini sangat membantu kami. Selain meningkatkan pendapatan, panen kali ini di lahan seluas 84 ha menjadi bukti bahwa program ini benar-benar memberikan hasil nyata,” katanya.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, Nasir, Kecamatan Munjul memiliki potensi lahan mencapai 1.200 ha dengan produktivitas padi gogo mencapai 4,2 ton per ha. “Kami berharap masyarakat dapat terus mengoptimalkan lahan-lahan yang ada dan memanfaatkan program PSR untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Nasir.


Bagikan Artikel Ini  

Kerja Keras Petani Berbuah Manis, Sambas Berhasil Panen Perdana Padi di Lahan Kelapa & Jeruk

Diposting     Kamis, 20 Februari 2025 03:02 pm    Oleh    ditjenbun



Sambas – Kerja keras petani berbuah manis, kabar baik datang dari Sambas, berhasil lakukan Panen dan Tanam Bersama Padi Lahan Kering Tumpang Sisip di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Kamis (20/02). Panen kali ini, dilakukan pada lahan antara kelapa dan jeruk, menggunakan benih hasil swadaya petani, untuk penanaman selanjutnya diberikan bantuan dari Kementerian Pertanian. Seusai lakukan panen, Plt Direktur Jenderal Perkebunan beserta rombongan berlanjut lakukan tanam di lahan tusip jeruk.

Berbagai upaya terus dilakukan Kementerian Pertanian demi mendukung program swasembada pangan nasional, salah satunya melalui Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong program tanam padi di lahan kering maupun lahan perkebunan.

Sebagai informasi, sejak 2021 Direktorat Jenderal Perkebunan, melalui BBPPTP Medan dan BPTP Pontianak, telah memberikan berbagai bantuan kepada petani di Kabupaten Sambas. Bantuan tersebut meliputi alat penyemprot (Knapsack Sprayer), benih kelapa, pupuk, herbisida, unit pengering portable bertenaga surya, serta benih kopi liberika dan kelapa genjah. Total bantuan yang disalurkan mencapai ribuan unit dan ton dengan tujuan meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.

Seusai lakukan panen dan tanam, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, mengungkapkan rasa syukur atas terlaksananya panen perdana padi lahan kering sekaligus penyaluran benih kepada petani di Desa Jelutung. “Kami bersyukur dapat berkumpul di sini untuk merayakan panen perdana padi lahan kering sekaligus menyalurkan benih kepada petani. Ini adalah langkah nyata menuju swasembada pangan,” ujar Heru.

Lebih lanjut Heru mengungkapkan, selain panen perdana padi lahan kering, juga dilakukan penyaluran benih padi Inpari 32 sebanyak 10 ton dan benih calon Inpago 13 Fortiz seberat 400 kg. Benih-benih ini disalurkan kepada petani di Desa Jelutung, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, yang merupakan lokasi prioritas penanaman padi lahan kering.

“Kami berharap petani segera menanam benih ini sesuai jadwal tanam yang telah direncanakan. Pendampingan akan terus dilakukan hingga masa panen,” harap Heru.

Heru menambahkan, “Pemerintah tidak akan berhenti memberikan bantuan. Kami memastikan harga gabah dibeli dengan harga yang layak, yakni 6.500 rupiah per kilogram. Kita harus terus berusaha untuk mengejar produksi demi mencapai swasembada pangan.”

Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat berkontribusi signifikan terhadap kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.

Lusiana, salah satu petani asal Desa Jelutung, menjelaskan, lahan yang digunakan untuk program ini adalah tumpang sisip dengan jeruk Sambas dan tanaman sawit. “Padi gogo kami bisa dua kali tanam dalam setahun, artinya ada kenaikan Indeks Pertanaman (IP) dari tahun sebelumnya. Dengan adanya program ini, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus membantu mewujudkan swasembada pangan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sambas, A. Mubarok, juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan swasembada pangan di Kabupaten Sambas. “Potensi lahan kering di Sambas akan terus kita optimalkan untuk mendukung swasembada pangan,” ungkapnya.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, sebelumnya mengatakan, pencapaian swasembada pangan merupakan bagian dari komitmen pemerintah dan sinergi dengan para petani serta pihak terkait untuk memastikan ketahanan pangan yang kuat sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.

“Upaya peningkatan produktivitas melalui program seperti Padi Lahan Kering sangat penting dilakukan, salah satu kunci strategis mendukung visi Presiden dalam mewujudkan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani,” ujar Mentan Amran.


Bagikan Artikel Ini