KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Waspada! Penggerek Batang Cengkeh Mengintai Anda

Diposting     Jumat, 14 Mei 2021 06:05 am    Oleh    ditjenbun



Belum lama tiba di kebun, kami langsung disajikan pemandangan yang kurang menarik. Kebun cengkeh milik H. Idris di Desa Galudra, Kecamatan Pondok Salam, Kabupaten Purwakarta nampak kering merana disertai daun berwarna coklat yang berguguran. Pemilik kebun langsung menghampiri kami dan mengeluhkan keadaan kebunnya. Tanpa menunggu waktu, kami pun bergegas menuju pohon terserang dan mengambil sampel pohon yang sakit. Setelah diamati, ternyata banyak lubang bekas gerekan yang membuat tanaman merana. Rasa penasaran memaksa kami membuka bekas gerekan tersebut menggunakan pisau. Ternyata dijumpai seekor larva yang sedang bersembunyi di dalam lubang tersebut disertai banyaknya kotoran yang menyelimutinya. Sebetulnya para petani lebih mengenalnya sebagai hama penggerek batang cengkeh

Larva PBC di dalam lubang gerekan pada batang

Nothopeus hemipterus dan N. fasciatipennis yang merupakan nama latin dari hama penggerek batang cengkeh (PBC) merupakan perusak yang sangat menakutkan bagi petani. Bukan tanpa alasan, hama ini mampu menggerek batang dan cabang sebanyak 20-70 lubang per pohon. Bahkan, gerekan pada batang hingga pembuluh xylem dapat menghambat transportasi unsur hara dan air ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman akan meranggas dan mati dalam waktu singkat.

Lubang bekas gerekan pada cabang dan ranting

Selain di batang, hama ini juga kerap menggerek ranting/cabang, sehingga menyebabkan daun mengering berwarna coklat dan rontok. Namun, jika gerekan berada pada batang utama dan menembus pembuluh xylem, Tajuk tanaman akan meranggas keseluruhan sehingga tersisa ranting-ranting yang kering.

Daun mengering berwarna coklat dan rontok

Sebagian cabang meranggas (diamati dari jauh)

Serangan parah menyebabkan tanaman meranggas

Dari tiga bagian tanaman yang diserang tersebut, gerekan terhadap batang dianggap lebih berbahaya karena dapat mematikan tanaman. Stadia penggerek batang cengkeh yang dianggap paling berbahaya adalah larva, yang mampu bertahan hidup di lubang gerekan selama 130 hingga 350 hari. Gejala serangan yang tampak pada pohon adalah lubang-lubang berukuran 3 – 5 mm yang ditutupi serbuk kayu bekas gerekan. Cairan kental bercampur kotoran keluar dari lubang gerekan. Jumlah lubang gerekan dapat mencapai 20 – 70 buah/pohon.

Imago PBC

Pupa PBC berukuran 2,5 – 3,0 cm, pada mulanya berwarna putih, lalu berubah menjadi coklat kehitaman menjelang keluarnya imago. Lama stadia pupa 22 – 26 hari. Imago PBC berwujud kumbang memiliki ukuran tubuh 3,5 cm x 0,8 cm, berwarna cokelat, panjang antena melebihi panjang tubuh, mempunyai antena dan tungkai belakang yang panjang dengan sayap perisai pendek. Lama stadia imago betina 10 – 18 hari, sedangkan jantan 5 – 22 hari. Setelah 3 minggu imago baru keluar dari dalam lubang. Setelah imago keluar dan berkopulasi dan satu hari kemudian sudah dapat meletakkan telur 14 – 90 butir.

 

Cara pengendalian hama PBC

Beberapa teknik pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi hama PBC antara lain:

  1. Hayati

Dengan menularkan suspensi jamur Beauveria bassiana ke dalam lubang gerekan.

  1. Kimiawi

Dengan memasukkan kapas ke yang telah dicelupkan insektisida kimia ke dalam lubang gerekan.

  1. Mekanis

Dengan membuka lubang gerekan dan mengambil larva yang ada di dalamnya kemudian dimusnahkan.

 

PUSTAKA

Rizal, M. 2017. Pengendalian Terpadu Hama Penggerek Batang Cengkeh. Sirkuler; Informasi Teknologi Tanaman Rempah dan Obat. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat: Bogor. 17 hal.

 

Oleh: Akhmad Faisal Malik, Romauli Siagian, Nilam Sari Sarjono, dan Cecep Subarjah.


Bagikan Artikel Ini