KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

TANAMAN PENAUNG KOMODITAS KOPI.

Diposting     Jumat, 03 Mei 2019 09:05 am    Oleh    ditjenbun



Tanaman penaung sangat dibutuhkan dalam penanaman komoditas kopi agar berproduksi optimal. Tanaman penaung dapat  menahan angin, menjaga dari sinar matahari yang terik dan menjaga tanaman kopi dari intensitas curah hujan yang tinggi. Manfaat lain tanaman penanung yaitu menghasilkan serasah yang dapat menjaga tanah dan membantu ketersediaan hara tanah.

Naungan merupakan salah satu upaya untuk menahan laju intensitas curah hujan atau penyinaran matahari yang terlalu tinggi. Manfaat naungan terhadap pembentukan buah kopi dijelaskan oleh Winaryo et al. (1991) yaitu tingkat persaingan buah yang lebih tinggi pada kopi tanpa naungan dalam hal asimilasi 8 menyebabkan biji kopi tidak tumbuh maksimum. Akibatnya ukuran biji kopi tanpa naungan lebih kecil dibandingkan ukuran biji kopi yang mendapat naungan. Selain itu tanaman naungan yang terlalu rapat menjadi faktor penghambat fotosintesis karena menghalangi sinar matahari masuk. Menurut fathurohmah (2014) selain pola agroforestri, faktor lain seperti pemeliharaan memegang peranan penting bagi produktivitas kopi. Salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di lahan agroforestri kopi ini yaitu pemangkasan. Pohon penaung dan pemangkasan.

Terdapat dua jenis tanaman penaung yaitu tanaman penaung tetap dan tanaman penaung sementara. Tanaman penaung tetap adalah tanaman yang menaungi selama hidup tanaman kopi. Sedangkan tanaman penaung sementara adalah tanaman yang ditanam satu tahun sebelum bibit kopi ditanam.

Beberapa jenis tanaman penaung tetap diantaranya  lamtoro (Leucaena glauca), dadap (Erythrina subumbrans), dan sengon (Albizzia falcata dan Albizzia sumatrana). Sedangkan beberapa jenis tanaman penaung sementara diantaranya diantaranya Hahapaan (Flemengia congesta), Daun duduk (Desmodium gyroides), Lamtoro (Leucaena glauca), Orok-orok (Crotalaria anagyroides), Kacang babi (Tephrosia vogelii), dan Semai akasia (Acasia villosa). Sebagai pertimbangan, pada lahan perkebunan yang diketahui memilik spot-spot nematoda, penaung sementara yang digunakan sebaiknya memiliki ketahanan yang tinggi pada serangan nematoda seperti Orok-orok (Crotalaria anagyroides). Sedangkan untuk tempat-tempat yang memiliki elevasi lebih dari 1.000 meter dpl, penaung sementara yang digunakan sebaiknya memiliki pertumbuhan yang optimal jika ditanam di daerah dingin seperti Tephrosia vogelii, Albizzia falcata, dan Albizzia sumatrana.

Beberapa hal yang perlu diperhitungkan diantaranya pohon naungan tidak boleh dibiarkan terlalu rimbun karena menimbulkan lingkungan yang terlalu gelap dan lembab yang tidak baik untuk perkembangan penyakit. Pemangkasan tanaman penaung diperlukan untuk mengatur pohon naungan sehingga akan memberikan hasil yang optimal bagi produksitifitas tanaman kopi. Pemangkasan tanaman penaung bertujuan untuk memberi cahaya matahari, mempermudah peredaran udara dalam area pertanaman, dan mengurangi kelembaban udara di musim penghujan atau pengendalian mekanis penyakit-penyakit tanaman kopi seperti karat daun dan bercak daun cercospora.

 

Daftar Pustaka :

Fathurrohmah A. 2014.Pengaruh Pohon Penaung Leda (Eucalyptus Deglupta Bl.) Dan Suren (Toona Sureni Merr.) Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kopi (Coffea Arabica L.). Bogor : IPB Press

Winaryo AM, Nur, Soenaryo. 1991. Pengaruh kerapatan pohon penaung terhadap daya hasil kopi robusta berbatang ganda. Pelita Perkebunan. 7(3): 68-73.

 

Satrio Harjono, S.P


Bagikan Artikel Ini