KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Pengenalan dan Pengendalian Hama Ulat Kipat (Cricula Trifenestrata) Pada Kayu Manis

Diposting     Kamis, 02 Juli 2020 09:07 am    Oleh    ditjenbun



A. Pendahuluan

Kayu manis merupakan salah  satu komoditas perkebunan yang mempunyai manfaat sekaligus nilai ekonomis yang tinggi karena merupakan komoditas ekspor Indonesia. Tanaman kayu manis yang dikembangkan di Indonesia terutama adalah Cinnamomum burmanii Blume dengan daerah produksinya di Sumatera Barat dan Jambi dan produknya dikenal sebagai cassia-vera atau  Korinjii cassia. Selain itu terdapat Cinnamomum zeylanicum Nees, dikenal sebagai kayu manis Ceylon karena sebagian besar diproduksi di Srilangka (Ceylon) dan produknya dikenal sebagai cinnamon. Jenis kayu manis ini juga terdapat di Pulau Jawa.

Gb 1. Pohon Kayu Manis

Sebagian besar kulit kayu manis yang diekspor  Indonesia adalah jenis Cinnamomum burmanii yang banyak digunakan sebagai bahan pemberi aroma dan citarasa dalam makanan dan minuman, bahan aditif pada pembuatan parfum, obat-obatan serta dapat diolah menjadi anti mikroba. Keunggulan kayu manis di Indonesia yaitu memiliki kadar koumarin yang sangat tinggi daripada kayu manis di negara lain.  Di samping manisnya devisa yang diraih akibat ekspor kayu manis, banyak kendala-kendala yang membatasi produksi dan produktivitas kayu manis di Indonesia.

Salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang diketahui menjadi OPT penting pada tanaman kayu manis adalah ulat kipat (Cricula trifenestrata).  Akibat serangan hama ini dapat menyebabkan kerusakan berarti yang dapat menimbulkan kerugian hasil dan pendapatan petani. Di Sri Lanka, akibat serangan OPT pada pertanaman kayu manis menyebabkan penurunan produktivitas rata-rata nasional sebesar 44,5% yaitu dari produktivitas 1.000 kg/ha menjadi 445 kg/ha.

Rendahnya produktivitas tanaman kayu manis disebabkan oleh berbagai faktor terutama penerapan teknik budidaya yang baik umumnya  belum  diterapkan  oleh  petani,  apalagi  komoditi  ini  awalnya  hanya dianggap sebagai tanaman penghijauan.  Di samping itu, tanaman ini diidentifikasi juga dapat diserang oleh  berbagai Organisme Pengganggu Tumbuhan  (OPT).

 

B. Siklus Hidup

Ulat kipat atau ulat kenari termasuk Ordo Lepidoptera dan Famili Saturniidae, yang mempunyai siklus hidup:

1. Telur

Telur diletakkan oleh induknya secara teratur dan disusun rapi pada pinggiran daun sebelah  bawah atau pada tangkai daun dalam jumlah banyak mencapai 200 – 325 butir.  Telur muda berwarna putih kekuningan yang kemudian berwarna kelabu.  Bentuknya bulat agak oval/gepeng dan memiliki bintik hitam di salah satu ujungnya.  Telur berukuran panjang 2,27± 0,15 mm dan lebar 1,86 ± 0,12 mm.  Stadia telur sekitar 8 – 11 hari.

Gb 2.  Telur C. trifenestrata

2. Ulat/Larva

Ulat hidup bergerombol. Ulat besar biasanya berukuran 50-70 mm. Ulat muda berwarna kuning muda. Stadia larva sekitar 25 – 35 hari yang terdiri atas 5 instar.  Ulat instar 1, warna tubuhnya kuning sampai kuning kecoklatan/kemerahan dengan kepala hitam. Ulat instar 2 berwarna kombinasi kuning-merah-hitam dengan kepala coklat.  Ulat instar 3 berwarna kuning kemerahan dengan kepala coklat, tubuhnya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna putih dan bagian ventralnya berwarna merah. Ulat instar 4 dan 5 berwarna merah dengan kepala merah serta tubuhnya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna putih.  Ukuran ulat instar 1 sampai 5 yaitu panjang 4,08 ± 0,15 mm sampai 81,49 ± 0,23 mm dan lebar 2,17 ± 0,18 mm sampai 11,22 ± 0,22 mm.

Gb. 3.  Ulat C. trifenestrata

3. Kepompong/Pupa

Kepompong terbungkus dalam kokon yang merupakan anyaman air liurnya yang berbentuk jala berwarna kuning emas dan sangat liat.  Dalam keadaan normal stadia kepompong berkisar 21 – 26 hari, tetapi apabila keadaan tidak menguntungkan sampai 3 bulan.  Kepompong betina berukuran panjang 35,57 ± 0,40 mm dan lebar 12,58 ± 0,31 mm, sedangkan kepompong jantan berukuran panjang 31,64 ± 0,37 mm dan lebar 10,61 ± 0,31 mm.

Gb. 4.  Kepompong C. trifenestrata

4. Ngengat/Imago

Ngengat betina mulai bertelur satu hari setelah kawin. Ngengat betina yang tidak kawin juga bertelur pada hari kedua setelah keluar dari pupa namun telur yang dihasilkan adalah telur yang infertil. Ukuran tubuh betina lebih besar dari jantan.  Panjang dan lebar rata-rata imago jantan adalah 22.35  ±  0.31  mm  dan 32.02 ± 0.28 mm, sedangkan panjang dan lebar rata-rata  imago  betina  adalah 32.48 ± 0.34 mm dan 74.14 ± 0.36 mm.  Lama hidup imago menunjukkan bahwa lama hidup imago jantan rata-rata adalah 2.90 ± 0.38 hari, sedangkan betinanya adalah 4.20 ± 0.42 hari.

Gb. 5.  Ngengat C. trifenestrata : a, jantan dan b, betina

C. Gejala Serangan

Serangan awal (ulat kecil) yaitu menyerang daun – daun muda dari bagian bawah daun, dan serangan lanjut, ulat – ulat yang lebih besar lebih rakus menyerang daun tua sehingga dapat membuat tanaman menjadi gundul.(hanya tertinggal tulang daun). Jika daun pada satu tanaman kayu manis telah habis maka ulat akan berpindah ke tanaman lain melalui ranting atau cabang yang bersinggungan. Serangan pada tanaman muda dapat menyebabkan kematian tanaman dan pada tanaman tua dapat menyebabkan turunnya produksi dan mutu kulit kayu manis karena kulit sulit dikupas.

 

D. Pengendalian

Pengendalian ulat kipat perlu dilakukan secara terpadu dari berbagai cara pengendalian sebagai berikut:

  1. Pemantauan dan identifikasi jenis hama, stadia hama, bagian dan jenis tanaman yang terserang, tingkat/intensitas serangan, serta kondisi lingkungan untuk disampaikan kepada petugas terkait.
  2. Lakukan pengendalian secara mekanis dengan cara mengumpulkan dan memusnahkan ulat, antara lain dengan cara dibakar atau dibenamkan dalam tanah.
  3. Pemasangan lampu perangkap (light trap) untuk memperangkap ngengat yang aktif di malam hari dan sifatnya tertarik cahaya.
  4. Mengumpulkan kepompong dan memasukannya ke dalam botol plastik yang diberi lubang-lubang, sehingga ngengat yang muncul tidak dapat keluar, sedangkan parasit yang muncul dapat keluar dan kembali berperan di alam.
  5. Memelihara dan meletarikan musuh alami seperti predator burung dan semut rangrang dengan cara melarang penangkapan burung dan pengambilan telur semut rangrang di pohon.
  6. Menggunakan agen pengendali hayati (APH) seperti insektisida hayati seperti parasitoid telur Trichogramma, parasitoid larva Xanthopimpla sp. dan parasitoid pupa Brachymeria criculae.
  7. Menggunakan insektisida hayati berupa jamur seperti Beauveria bassiana dan Metarhizium
  8. Bisa menggunakan insektisida alami yang relatif ramah lingkungan, berupa insektisida nabati (berasal dari tumbuhan), seperti mimba, tembakau, akar tuba, piretrum, gadung, suren dan lainnya.
  9. Pada kondisi kritis, maka jalan terakhir dapat digunakan insektisida kimia sintetis berbahan aktif fenvalerat dengan dosis 1 ml/liter air atau sipermetrin dengan dosis 1,5 ml/liter air.

 

Oleh: Alimin, S.P., M.Sc.

 

Sumber Pustaka

Andriani, T.L.  2009.  Cricula trifenestrata (Lep: Saturniidae) , Perkembangan Embrio, Penundaan Penetasan Telur, dan Pemecahan Dormansi Pupa.  Sekolah Pascasarjana, IPB.  Bogor. <https://repository.ipb.ac.id>. Diakses tanggal 6 maret 2020.

 Aprianto, A.  2011.  Ekstraksi Kayu Manis. Tesis. Magister Teknik Kimia. Univ. Diponegoro.  Semarang. <https://ejournal.undip.ac.id>. Diakses tanggal 4 maret 2020.

 Ditjenbun. 2001. Musuh Alami, Hama dan Penyakit Tanaman Jambu Mete. Jakarta. Departemen Pertanian.

 Javasinghe, G.G. et all. 2015.  Relationship between pest and disease   incidences and agronomic operations implemented by farmers in cinnamon (Cinnamomum zeylanicum Blume) fields  in Southern Sri Lanka. Nationnal Cinnamon Research & Training CenterDept. of Export Agriculture, Sri Lanka. <https://www.researchgate.net>. Diakses tanggal 12 Maret 2020.

 Nuryanti.  2017.  Pengendalian Hama pada Budidaya Tanaman Kayu Manis. BBPPTP.  Surabaya. <https://balaisurabaya.ditjenbun.pertanian.go.id>. Diakses tanggal 5 Maret 2020.

 Jahudin, R. dkk.  2012.  Pengendalian Ulat Kipat (Cricula trifenestrata) pada Tanaman Jambu Mete. Fak. Pertanian, Univ. Islam Makasar. <https://paradigmarahmatjahudin,blogspot.com>.  Diakses tanggal 11 Maret 2020.


Bagikan Artikel Ini