KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Mengenal Induksi Mutasi Pada Pemuliaan Tanaman.

Diposting     Jumat, 18 November 2016 10:11 am    Oleh    ditjenbun



Jakarta –Ilmu pemuliaan tanaman memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan akhir dalam  pemuliaan tanaman adalah untuk mendapatkan sifat dan hasil yang lebih baik yaitu mempunyai kuantitas baik dan kualitas yang baik. Salah satu teknik pemuliaan yang sudah banyak dikembangkan diluar negeri yaitu dengan induksi mutasi. Di Indonesia sendiri induksi mutasi sudah mulai dikembangkan terutama pada tanaman pangan, buah-buahan dan tanaman hias.

I. Mengenal Induksi Mutasi

Induksi mutasi atau mutasi buatan adalah perubahan materi genetik yang disebabkan oleh usaha manusia dan merupakan salah satu cara meningkatkan keragaman tanaman. Induksi mutasi dapat dilakukan dengan perlakuan bahan mutagen terhadap materi reproduktif yang akan dimutasi. Terdapat dua jenis bahan mutagen, yaitu mutagen kimia dan mutagen fisika. Mutagen kimia pada umumnya berasal dari senyawa kimia yang memiliki gugus alkil, seperti etil metan sulfonat (EMS), dietil sulfat (DES), metil metan sulfonat (MMS), hidroksil amina, dan nitrous acid. Mutagen fisika merupakan radiasi energi nuklir, seperti iradiasi sinar gama. Peran utama teknologi nuklir dalam pemuliaan tanaman terkait dengan kemampuannya dalam menginduksi mutasi pada materi genetik.

Penerapan mutasi induksi di Indonesia dimulai pada tahun 1967 setelahberdirinya instalasi sinar Co60di PusatAplikasi Isotop dan Radiasi Pasar Jum’at. Program pemuliaan mutasi secara intensifdimulai tahun 1972 dengan bantuanteknik dari International Atomic EnergyAgency (IAEA) yang berpusat di Wina(Hendratno dan Mugiono 1996). Prioritas kegiatan diarahkan pada perbaikanvarietas padi, yakni umur genjah, tahan terhadap serangan patogen, dan kekeringan, serta kualitas biji disenangikonsumen. Kemudian kegiatan dilanjutkan pada tanaman palawija, perkebunan,dan hortikultura.


Bagikan Artikel Ini