KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

MEKSIKO LIRIK LADA DAN KAYU MANIS INDONESIA

Diposting     Jumat, 18 Oktober 2019 07:10 am    Oleh    ditjenbun



BOGOR – Komoditas rempah Indonesia mulai dilirik untuk ekspor ke Kawasan Amerika Tengah, tepatnya Meksiko. “Komoditas lada dan kayu manis merupakan 2 komoditas rempah Indonesia yang memiliki potensi perluasan akses pasar ke Meksiko yang sebagian besar digunakan untuk cita rasa makanan,” demikian disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Meksiko merangkap Belize, El Salvador dan Guatemala Cheppy T. Wartono dalam pertemuan singkat Bersama Sekretaris Ditjen. Perkebunan (17/10/2019).

Tercatat ada sekitar 400-500 jenis rempah di dunia dan 275 jenis diantaranya berada di Kawasan Asia Tenggara dan Indonesia menjadi negara yang dominan hingga mendapat julukan sebagai Mother of Spices. Dari keragaman jenis dan wilayah penghasil rempah tersebut, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pemasok rempah dunia dimana menurut data FAO permintaan dunia terhadap rempah-rempah setiap tahunnya mengalami kenaikan sebesar 7-8%. Data BPS diolah Ditjen. Perkebunan tahun 2018 menunjukkan bahwa sebagian besar ekspor RI ke Meksiko adalah komoditas karet dengan volume 32,6 ribu ton dan nilai mencapai USD 45,6 juta lalu CPO Indonesia juga secara continue di ekspor dengan volume sebesar 14,7 ribu ton dan nilai mencapai USD 11,7 juta. Sedangkan kakao Indonesia cukup diminati di Meksiko dengan volume sebesar 11,3 ribu ton dengan nilai mencapai USD 42,9 juta.

Sekretaris Ditjen. Perkebunan mengatakan bahwa rempah Indonesia sangat diminati di seluruh dunia. “saat ini Indonesia menempati posisi ke-4 terbesar dunia sebagai penghasil rempah-rempah (lada, pala, cengkeh, vanili dan kayu manis) dengan ekspor tahun 2018 mencapai USD 582, 84 juta walaupun untuk ekspor rempah RI ke Meksiko didominasi oleh kayu manis dengan ekspor sebesar 232 ton/ tahun dan nilai mencapai USD 735 ribu,” ujar Antarjo Dikin Sekretaris Ditjen Perkebunan pada kesempatan yang sama.

Antarjo menambahkan, kebijakan pemerintah dalam mengembalikan kejayaan rempah nusantara dimulai dengan penyediaan benih yang bermutu dan bersertifikat melalui program BUN-500. “dimana komoditas lada salah satu dari 10 komoditas yang dicanangkan dalam program tersebut. Selain itu Ditjen. Perkebunan mengembangkan integrasi hulu-hilir di daerah-daerah sentra pengembangan rempah Indonesia dengan menetapkan Kawasan nasional berbasis korporasi petani. Perbaikan mutu rempah dari aspek pascapanen juga menjadi prioritas Ditjen. Perkebunan dalam meningkatkan ekspor rempah Indonesia,” tambahnya.


Bagikan Artikel Ini